Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mau Sukses Instant? Pikirkan Ulang dan Persiapkan Diri!

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 57 detik yang lalu

57 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi

SETIAP orang pasti pernah merasa ingin segera sukses. Ingin cepat kaya, cepat terkenal, cepat berhasil, dan cepat diakui. Apalagi di zaman serba instan ini, di mana segala sesuatu seolah bisa didapat dengan cepat hanya dengan sekali klik, sekali unggah, atau sekali viral. Tapi, apakah benar kesuksesan sejati bisa diraih secara instan? Mari kita renungkan bersama.

Sukses instan itu ilusi. Tidak ada kesuksesan sejati yang datang tanpa proses. Bahkan mie instan pun tetap harus dimasak dulu sebelum bisa dinikmati. Begitu pula dengan hidup. Kesuksesan sejati dibangun di atas pondasi kesabaran, kerja keras, disiplin, dan ketekunan. Mereka yang terlihat seperti sukses “mendadak”, sebenarnya telah bekerja di balik layar bertahun-tahun sebelumnya. Kita hanya melihat hasilnya hari ini, tapi kita tidak melihat air mata, jatuh bangun, dan perjuangan panjang mereka kemarin.

Keinginan untuk sukses dengan cepat bisa menjadi motivasi, tetapi jika tidak dibarengi dengan pemahaman yang benar, justru bisa menjerumuskan. Banyak orang tergoda jalan pintas. Ada yang nekat berbohong, menipu, atau mengambil jalan yang tidak halal hanya demi terlihat sukses. Hati-hati, jalan pintas menuju sukses palsu sering berujung pada kehancuran nyata. Sukses sejati bukan soal penampilan luar, tapi tentang nilai, manfaat, dan keberkahan hidup.

Motivasi sejati adalah saat kita sadar bahwa setiap langkah kecil adalah bagian dari jalan besar menuju sukses. Tidak masalah jika hari ini kita belum terlihat berhasil. Tidak mengapa jika usaha kita belum viral. Yang penting, kita terus berjalan, terus belajar, dan terus memperbaiki diri. Orang sukses adalah mereka yang tidak pernah berhenti mencoba, walau sering gagal. Thomas Edison pernah gagal ribuan kali sebelum menemukan bola lampu. Tapi dia tidak menyebutnya kegagalan. Baginya, itu adalah bagian dari proses belajar.

Baca Juga: Sibuk Scroll, Lupa Tafakkur? Saatnya Menata Prioritas!

Kamu juga bisa sukses, asal siap menghadapi prosesnya. Tanamkan dalam dirimu bahwa tidak ada hasil yang mengkhianati usaha. Jika kamu bersungguh-sungguh, bekerja keras, dan berserah kepada Allah, maka yakinlah, kesuksesan akan datang pada waktunya. Mungkin bukan sekarang, tapi pasti nanti. Sukses itu bukan tentang siapa yang paling cepat, tetapi siapa yang paling konsisten.

Banyak orang gagal bukan karena mereka bodoh atau tidak berbakat, tapi karena mereka terlalu cepat menyerah. Mereka putus asa di tengah jalan. Mereka berhenti saat ujian datang. Padahal, bisa jadi ujian itu adalah pintu terakhir sebelum sukses besar datang menghampiri. Maka, bersabarlah. Bertahanlah. Teruslah melangkah meski tertatih.

Jangan takut gagal. Takutlah kalau tidak pernah mencoba. Gagal itu bagian dari sukses. Dari kegagalan, kita belajar. Dari kesalahan, kita berkembang. Dan dari rasa sakit, kita tumbuh menjadi lebih kuat. Tidak ada kisah sukses yang mulus tanpa tantangan. Justru rintangan itulah yang menguatkan tekad dan menjadikan sukses itu bermakna.

Bagi seorang muslim, sukses bukan hanya tentang dunia. Tapi juga tentang akhirat. Sukses sejati adalah saat kita bisa hidup dengan penuh manfaat, bekerja dengan niat ibadah, dan meniti setiap langkah dengan nilai-nilai Islam. Jika orientasi kita hanya dunia, maka kita akan mudah kecewa. Tapi jika orientasi kita adalah ridha Allah, maka setiap usaha akan terasa ringan, setiap proses akan bernilai ibadah.

Baca Juga: Pendidikan Kunci Menuju Masa Depan Cerah

Ingatlah satu hal penting: Sukses sejati tidak pernah instan, tapi ia pasti datang bagi mereka yang gigih, sabar, dan berpegang teguh pada nilai-nilai kebaikan. Tidak usah iri pada mereka yang tampak lebih cepat. Setiap orang punya waktunya masing-masing. Fokus saja pada jalanmu sendiri. Perbaiki niat, kuatkan tekad, dan terus bergerak. Jangan menunggu momen sempurna, tapi buatlah setiap momen menjadi bagian dari kesempurnaan usahamu.

Hari ini mungkin kamu masih berjuang dalam diam. Tapi yakinlah, suatu saat dunia akan mendengar tentang kerja kerasmu. Maka, mulailah dari sekarang. Bukan besok, bukan nanti. Bangun dari zona nyaman, dan buktikan bahwa kamu mampu sukses — bukan karena instan, tapi karena kamu pantas. Nabi SAW mengatakan, “Barang siapa bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil.” (HR. Muslim)

Apakah kamu siap memulai langkah pertamamu hari ini?[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: YAPI Akan Beri Beasiswa untuk Aktivis Mahasiswa IPB

Rekomendasi untuk Anda