Oleh: Shobariyyah Jamilah/Wartawati Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Mayor Esra Ozatay (39 tahun) telah membuat sejarah dengan menjadi pilot perempuan komandan jet tempur di Angkatan Udara Turki.
Esra Özatay diangkat menjadi Komandan Angkatan Udara Turki, pada tim aerobatic (manuver pesawat tempur) Turkish Stars.
Laman Resmi Angkatan Udara Turki menyiarkan bahwa Turki Stars mengangkat pilot Mayor Esra Özatay sebagai komandan baru menggantikan Komando Skuardon 134 dari Kolonel Senol Cetin pada acara serah terima di Konya, Kamis (8/9).
Baca Juga: Di Balik Hijab, Ada Cinta
Esra Özatay yang bertugas sebagai pilot di Armada Tempur Base Konya 3, menjadi teladan bagi tentara perempuan terutama di Angkatan Udara Turki, .
“Komandan periode lalu, Kolonel Senol Cetin, telah sukses, kami berharap pelanjutnya Mayor Esra Özatay lebih banyak meraih kesuksesan,” kata otoritas setempat.
Mayor Esra Özatay telah memiliki lebih dari 2 ribu jam terbang sebagai pilot jet tempur F5. Ia juga merupakan instruktur program pelatihan kesiapsiagaan militer.
“Saya sangat bangga dan sangat bersemangat. Ini luar biasa,” kata Esra Özatay.
Baca Juga: Menjadi Pemuda yang Terus Bertumbuh untuk Membebaskan Al-Aqsa
Mayor Esra Özatay masuk ke Angkatan Udara Turki sejak 22 tahun lalu, dan selalu menjadi andalan dalam menerbangkan jet tempur F5.
Ibu dari dua orang anak ini mengatakan, ia dan timnya telah bermanuver dengan jet tempur sebanyak 20-25 kali dalam setahun.
Namun sesibuk apapaun pekerjaaan dinas di militer, ia senantiasa menyediakan waktu untuk anak-anaknya di rumah.
Pendidikan dan Prestasi Mayor Esra
Baca Juga: Muslimat Pilar Perubahan Sosial di Era Kini
World Bulletin menyebutkan, Esra Özatay adalah seorang ibu lulusan Akademi Angkatan Udara Turki tahun 1998, dan sangat berpenagalaman terbang dengan F-5 sebagai pilot pesawat tempur. Dia diangkat ke skuadron Stars Turki pada 2014.
Ozatay akan menjadi teladan berikutnya di Angakatn Udara Turki, setelah sebelumnya perempuan legendaris Sabiha Gokcen, pilot pesawat tempur perempuan pertama di dunia, yang terdaftar di Turki Military Aviation Academy tahun 1936. Atas prestasinya, Sabiha Gokcen dijadikan sebagai nama bandara kedua di Istanbul timur, yang dibangun pada tahun 2001.
Sabiha Gökçen, yang merupakan salah satu dari delapan anak angkat dari Kemal Atatürk, membuat sejarah setelah terdaftar di Akademi Militer Aviation di Eskisehir pada tahun 1936, menurut Guinness World Records.
Dia bergabung dengan skuadron 134 pada tahun 2014.
Baca Juga: Tujuh Peran Muslimah dalam Membela Palestina
Memimpin tim aerobatik nasional Turki bukanlah tugas yang mudah. Turki Stars melakukan dalam formasi delapan jet supersonik, satu-satunya tim di dunia yang mampu melakukannya.
Turki Stars juga memiliki jet Canadair NF-5, yang diperoleh dari Angkatan Udara Kerajaan Belanda. Pesawat ini juga salah satu jenis yang digunakan untuk tim aerobatik nasional pesawat supersonik.
Turki memperbolehkan perempuan sebagai pilot sejak tahun 1992. Beberapa dari mereka, seperti Özatay, kemudian dipromosikan ke peringkat utama. (T/P005/P4)
Baca Juga: Muslimah dan Masjidil Aqsa, Sebuah Panggilan untuk Solidaritas
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)