Jakarta, MINA – Israel saat ini sedang mengumpulkan dukungan negara-negara Afrika untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kotanya. Namun, pejabat Kementerian Luar Negeri RI menilai, mayoritas negara Afrika tidak akan bisa ditekan Israel karena beberapa faktor.
Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Asia-Pasifik dan Afrika (P3K2 Aspasaf) Kemlu Arifi Saiman menilai, pengaruh AS dan Israel di semenanjung Afrika saat ini tidak terlalu kuat, sehingga upaya Israel mencari dukungan tidak akan terlalu berpengaruh besar.
“Saat ini Cina yang lebih berpengaruh di Afrika, jadi kemungkinannnya kecil,” kata Arifi kepada MINA di Jakarta, Rabu (10/1).
Cina, sebagaimana diketahui, pada Desember lalu menyatakan dukungannya untuk Palestina merdeka. Melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Lu Kang, negaranya mendukung Palestina yang merdeka berdasarkan perjanjian perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Arifi yang bekerja sebagai tink tank di Kemlu menuturkan, Afrika Utara dan Barat didominasi warga Muslim, sehingga kemungkinan upaya Israel untuk mempengaruhi negara Afrika untuk mendukungnya sangat kecil.
Namun, Israel tidak menyerah untuk mencari dukungan. Pada Desember 2017, PM Israel Benjamin Netanyahu berencana mendirikan program bantuan sebesar 50 miliar dolar untuk negara-negara miskin di Afrika yang disinyalir secara jelas sebagai upaya mencari dukungan.
Tidak hanya di Afrika, Israel juga terus berusaha mencari dukungan dari negara-negara Uni Eropa. (L/RE1/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu