Al-Quds, 21 Rajab 1437/29 April 2016 (MINA) — Sejumlah hasil catatan sipil penduduk Al-Quds dan sekitarnya menunjukan 80 % warga berada di bawah garis kemiskinan atau empat dari lima warga Al-Quds hidup miskin.
Pendapatan mereka setiap harinya kurang dari dua Dolar AS. Sementara 85% dari anak-anak Al-Quds mengalami gangguan kejiwaan, sosial dan ekonomi.
Seperti diumumkan lembaga Alamat Pekerja dalam konferensi persnya yang diadakan di Kantor Perlindungan Hak-Hak Pekerja Al-Quds menyebutkan, presentasi antara tahun 2013 -2014 meningkat antara 75% hingga 80 %.
Dalam pernyataannya yang dilaporkan Pusat Info Palestina (PIP) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat, lembaga ini mengatakan bahwa persentasi keikutsertaan dalam lembaganya, wanita 13 % dan laki-laki 67 %.
Baca Juga: [POPULER MINA] Perintah Penangkapan Netanyahu dan Layanan di Semua RS Gaza Berhenti
Sementara Rijaz Atirah, Direktur Proyek Pekerja Palestina mengiyaratkan, sebagian besar warga Al-Quds mendapatkan bayaran yang sangat kurang, di bawah upah minimum. Sementara daya beli mereka sangat kurang, akibat krisis perumahan menyusul kebijakan pemisahan Al-Quds dari Tepi Barat.
Ia menjelaskan, sementara presentase kekerasan rasis terus meningkat terhadap para pegawai dan pekerja Palestina hari demi hari. Puluhan pemuda Yahudi senantiasa melakukan penganiayaan rasis terhadap para pemuda Al-Quds, terutama selama enam bulan ke belakang. Di samping provokasi pada para pekerja, hingga mereka tak bisa aman dalam kehidupanya.
Zatirah menambahkan, kebijakan penutupan sejumlah wilayah Palestina oleh pemerintah Israel mengakibatkan gerakan masyarakat terhambat, termasuk para pegawai. Mereka tak bisa bekerja secara leluasa. Kebijakan lembaga pengamanan nasional Israel membeda-bedakan perlakuan terhadap pekerja Arab daripada pekerja Yahudi. (T/R05/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan