Gaza City, 9 Rajab 1435/ 8 Mei 2014 (MINA) – Sebuah jajak pendapat mengungkap mayoritas warga Israel mendukung keputusan pemerintah pendudukan Israel untuk menghentikan pembicaraan negosiasi damai dengan Otoritas Palestina setelah kesepakatan rekonsiliasi dengan Hams terjalin.
Pusat Guttman dan Program Perencanaan untuk Kesepakatan Konflik di Universitas Tel Aviv (TAU) melakukan jajak pendapat bulanan “Peace Index” bagian dari Institut Demokrasi Israel. Menurut jajak pendapat tersebut, sekitar 68 persen dari warga Israel mendukung keputusan pemerintahnya untuk membatasi pembicaraan dengan Otoritas Palestina, tapi hasilnya sangat terpolarisasi afiliasi politik, lapor Alray Media Agency seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (7/5).
Responden yang menjawab mereka mendukung langkah tersebut di antaranya sebanyak 82 % diidentifikasi dari sayap kanan, 59 % diidentifikasi dari moderat dan 26% diidentifikasi diri mereka dari sayap kiri.
Warga Israel sendiri terpecah dalam memahami pembicaraan damai untuk masa depan Israel. Responden 41% sampai 63% percaya bahwa pembicaraan bisa berbahaya bagi Israel dalam jangka pendek daripada jangka panjang.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Sekitar 57,5 % dari mereka percaya rekonsiliasi Hamas dan Fatah membahayakan keamanan Israel. Persentase yang sama dari orang yang tidak setuju dengan gagasan Uni Eropa bahwa keterlibatan Pimpinan Otoritas Palestina Mahmud Abbas membuat perjanjian yang lebih inklusif dan lebih sah.
Kemudian menurut survei tersebut, sekitar 56% warga Israel percaya Presiden Amerika Serikat Barack Obama tidak benar menyalahkan Israel dan Otoritas Palestina atas kegagalan pembicaraan. Namun dari mereka sendiri, responden secara luas terpolarisasi oleh afiliasi politik 70,5% dari sayap kiri, diidentifikasi responden menyatakan setuju dengan penilaian Obama, dibandingkan dengan 54% dari sentris dan 27,5 % dari nasionalis. (T/Fauziah/P03/P02/P01).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza