Yerusalem, MINA – Mayoritas warga Palestina lebih menyukai Rusia atau China ketimbang AS sebagai mediator pembicaraan damai mereka dengan Israel.
Hal ini terungkap dalam hasil survei yang dilakukan Arab News-YouGov sejak awal Mei hingga peringatan Hari Nakbah pada Senin (15/5).
Dalam jajak pendapat itu menunjukkan, mediator perdamaian yang paling disukai warga Palestina adalah Rusia, diikuti Uni Eropa (UE), dan China.
Alasan China masuk pertimbangan mayoritas warga Palestina karena Beijing berhasil dalam menengahi perjanjian diplomatik Saudi-Iran pada Maret kemarin.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Ada sebanyak 80 persen responden survei mendukung peran China dalam pembicaraan damai Israel-Palestina.
Pada April kemarin, China juga menawarkan diri untuk memfasilitasi pembicaraan damai antara Israel dan Palestina. Beijing mendesak dimulai kembali pembicaraan sesegera mungkin.
Sementara itu, sebanyak 60 persen responden menolak Amerika Serikat (AS) sebagai mediator. Mereka tidak mempercayai Washington untuk memediasi negosiasi Palestina-Israel.
Mayoriyas warga Palestina meyakini AS memiliki pengaruh signifikan atas Israel.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
“Orang Palestina tak pernah melihat AS sebagai perantara yang netral atau adil,” ujar Direktur Dewan Pemahaman Arab-British (CAABU), Chris Doyle, yang berbasis di London, seperti dikutip Senin (15/5/2023).
“Pemerintah (Palestina) menerima AS karena, sederhananya, sebagai satu-satunya negara adidaya yang ada selama bertahun-tahun, (Palestina) tidak punya pilihan,” imbuhnya.
Doyle kemudian menyebut bahwa Palestina telah mencap AS sebagai motor dari Israel. AS secara terang-terangan menyatakan bahwa mereka pro-Israel, memiliki aliansi strategis dengan Tel Aviv.
AS juga dianggap secara rutin mengeluarkan resolusi pro-Israel di Kongres serta memveto upaya untuk mengesahkan resolusi Dewan Keamanan yang kritis terhadap Israel. (T/R2/RI-1)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel
Mi’raj News Agency (MINA)