Media.jpg">Media.jpg" alt="Media" width="259" height="194" />Jakarta, 1 Muharram 1435/5 Desember 2013 (MINA) – Seorang Pengusaha media, Erick Thohir mengatakan pemimpin-pemimpin di negara Islam harus berkomitmen dengan media yang dimiliki untuk mengangkat isu-isu yang berkaitan dengan umat Islam.
Menurut Erick, Pemimpin di negara-negara Islam harus membangun integrasi yang diarahkan pada kasus-kasus yang menimpa umat Islam seperti kasus yang menimpa umat Islam Rohingya dan Palestina.
“Saya baru pulang dari Italy, saya melihat di Italy banyak tv Muslim yang bisa nikmati disana, ini kesempatan media Islam untuk bisa memanfaatkan hal itu dengan mengangkat isu-isu umat Islam agar bisa tersampaikan pesannya dan disimak secara global,” katanya pada Konferensi Internasional Media Islam ke 3 di Jakarta, Rabu (4/12).
Menurutnya, agar isu atau pesan yang diangkat bisa diterima secara global maka harus menggunakan bahasa yang paling banyak dipakai di dunia, di antaranya bahsa inggris.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
“Bahasa Inggris mesti menjadi bahasa yang tepat agar pesan-pesan bisa diterima secara global,” kata Thohir.
Sementara itu, M.R Faruk praktisi media di Srilangka mengatakan, muslimin saat ini enggan membicarakan permasalahan umat Islam seperti Rohingya, media Arab tidak banyak mengekspos permasalahan Rohingya karena Timur-Tengah juga punya banyak permasalahan.
Ia mengharapkan, kesimpulan dari konferensi Internasional Media Islam ke 3 tersebut diaplikasikan dan dievaluasi pada konferensi berikutnya.
Sebelumnya pada konferensi tersebut, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) Juga menyoroti tentang kasus Muslim Rohingya, kala menceriatakan pengalamanya berkunjung ke Myanmar untuk meninjau langsung keadaan Muslim Rohingya.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
Konferensi Media dilatarbelakangi adanya peristiwa baru yang fenomenal di dunia Islam, terutama beberapa negara dengan mayoritas penduduk Muslim di Timur Tengah sejak 2011 yang dikenal dengan Arab Spring.
Konferensi itu dibuka oleh Menteri Agama RI Suryadharma Ali. Dalam sambutannya, Suryadharma menyebutkan media perlu menyebarkan nilai-nilai keadilan, kedamaian, dan kerjasama kemanusiaan untuk meningkatkan kepedulian terhadap perbaikan nasib umat Islam. Selain itu media mempunyai tanggung jawab sosial dalam mencitrakan Islam.
Even internasional yang diselenggarakan di Jakarta 3-5 Desember 2013 dengan tema “Media and Social Responsibility”, itu menghadirkan sejumlah nara sumber dari berbagai negara Islam.
Konferensi internasional Media Islam kali ini merupakan konferensi yang ketiga. Konferensi pertama berlangsung di Jakarta pada 1981 dan kedua pada 2011 juga di Jakarta. (L/P015/P01/R2)
Miraj News Agency
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa