Tel Aviv, MINA – Media Ibrani Haaretz berbicara tentang akan terjadinya “Perang Saudara” di dalam negeri Israel.
Demonstrasi besar-besaran yang kembali terjadi di jalan-jalan Tel Aviv setiap akhir pekan menandakan mimpi buruk pemerintahan Benjamin Netanyahu.
“Mengingat kondisi keamanan saat ini, bersiaplah untuk perang saudara,” tulis Haaretz, seperti dilaporkan Quds Press, Kamis (18/1).
Haretz menambahkan, “Bayangkan apa yang akan terjadi ketika massa turun ke jalan sementara ada perang yang berkecamuk. Jalanan akan mudah terbakar dan meledak.”
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
Para demonstran digambarkan dapat menikam pemerintahan dan tentaranya dari belakang, dan mereka akan ditindak sebagaimana mestinya, terutama karena lapangan tersebut dibanjiri dengan senjata otomatis dan pistol, yang telah didistribusikan menurut feodalisme politik, tulis Haaretz.
Dalam laporannya, Haaretz menggambarkan pemerintahan Netanyahu sebagai “mimpi buruk” dalam pemerintahan, dengan mengatakan bahwa pemerintahannya hanya membuat banyak janji, dan tidak ada hasilnya.
Surat kabar itu menambahkan, “Pemerintah Israel kini sibuk memastikan terjadinya perang permanen di Gaza dan perbatasan utara serta mengobarkan api di Tepi Barat. Sementara kelangsungan hidup warga Israel diabaikan.
Dalam laporannya, surat kabar tersebut menyebutkan, tahun 2024 akan menjadi tahun terburuk dan tersuram bagi Israel. Di antaranya ditandai dengan terasanya krisis ekonomi, kerawanan di perbatasan Lebanon, nasib sandera Israel.
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza
“Kondisi tersebut akan menyebabkan protes yang memanas dan baru,” lanjutnya.
Dalam beberapa hari terakhir, puluhan ribu pemukim Israel berdemonstrasi di Tel Aviv, dalam sebuah gerakan protes besar-besaran yang sebelumnya telah diserukan, menuntut kembalinya sandera Israel, penggulingan pemerintahan Netanyahu, dan segera diadakannya pemilu baru. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jihad Islam Kecam Otoritas Palestina yang Menangkap Para Pejuang di Tepi Barat