
Abbad dan Trump dalam sebuah pertemuan (Haaretz)
Washintgon, MINA – Media Israel Channel 10 menyiarkan keinginan Gedung Putih Amerika Serikat (AS) yang menghendaki Presiden Palestina Mahmoud Abbas diganti, karena dia menolak untuk bekerja sama soal Yerusalem atau proses perdamaian.
Media tersebut menyebutkan, pernyataan itu terkait hubungan baru-baru ini antara Washington dan Ramallah. Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency) mengutip Yenisafak.
Abbas mengecam keputusan Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan menyebutnya sebagai “pelanggaran mencolok” terhadap hukum internasional.
Setelah deklarasi Trump, Abbas membatalkan pertemuan dengan Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence.
Baca Juga: Brigade Al-Qassam Kembali Sergap Pasukan Pendudukan di Khan Younis
Sikap Mahmoud Abbas telah membuat pemerintah AS sampai pada kesimpulan bahwa melanjutkan Abbas tidak mungkin dilakukan.
Mohammed Dahlan, yang dikenal dekat hubungannya dengan Israel, atau Salam Fayyad, mantan perdana menteri Palestina, dianggap sebagai pemimpin Palestina alternatif, menurut sumber di Gedung Putih, lanjut siaran media Channel 10.
Paska pernyataan Trump soal Yerusalem, menurut laporan Jerusalem Post, kota Abu Dis, sebuah wilayah pinggiran Yerusalem Timur, telah diduga ditawarkan sebagai ibukota Palestina yang baru sebagai pengganti Yerusalem. (T/RS2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kepala UNRWA Tolak Rencana Israel Ganti Sistem Distribusi Bantuan Kemanusiaan ke Gaza