Tel Aviv, MINA – Media Israel melaporkan perselisihan yang berkembang antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Kepala Shin Bet Ronen Bar, dan perwira tentara Israel yang bertanggung jawab atas berkas tawanan, meningkat menjadi saling menghina dalam sebuah pertemuan.
Channel 13 Israel melaporkan, Kekacauan ini muncul di tengah krisis yang sedang berlangsung terkait fase kedua perjanjian gencatan senjata di Gaza. Demikian dikutip dari Alamayadeen, Senin (3/3)
Radio Israel, Kan, mengungkap bahwa Netanyahu yakin gencatan senjata tahap satu harus terus berlanjut “setidaknya sampai kedatangan utusan Amerika Steve Witkoff ke Timur Tengah.”
Kunjungan Witkoff yang awalnya dijadwalkan pekan ini ditunda, dengan laporan yang mengatakan ia mungkin akan tiba pekan depan. Sumber yang dekat dengan Netanyahu menjelaskan ia menunggu untuk melihat apakah gencatan senjata dapat berhasil dan apa yang mungkin dicapai Witkoff dengan para mediator.
Baca Juga: Israel Panggil 400.000 Tentara Cadangan di Tengah Ketidakpastian Gencatan Senjata
Namun, Kepala Shin Bet Ronen Bar mengkritik situasi tersebut, dengan menyatakan, “Kami menyesatkan publik dengan meyakinkan bahwa kami dapat mengakhiri perang dan kemudian melanjutkannya karena Trump akan memberi kita lampu hijau.”
Sementara itu, para pemukim menggelar protes di luar kediaman Netanyahu di al-Quds yang diduduki, menuntut tindakan pada tahap kedua perjanjian tersebut, yang mengakibatkan bentrokan dengan polisi, menurut media Israel.
Mesir menegaskan kembali komitmennya untuk mengintensifkan upaya memulai negosiasi pada tahap kedua perjanjian gencatan senjata di Gaza.
Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdel Ati menekankan, “Tidak ada alternatif lain selain mematuhi sepenuhnya dan jujur semua ketentuan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan.
Baca Juga: Oposisi Israel: Netanyahu Menghindar dari Negosiasi Gencatan Senjata Tahap Kedua
Hamas menegaskan pada hari Ahad bahwa “keputusan Netanyahu untuk menghentikan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza adalah tindakan pemerasan murahan, kejahatan perang, dan pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan.”
Gerakan tersebut meminta mediator dan masyarakat internasional menekan pendudukan agar menghentikan “tindakan hukuman dan tidak etis terhadap lebih dari 2 juta orang,” seraya menambahkan pernyataan Netanyahu mengenai perpanjangan tahap pertama adalah upaya terang-terangan untuk menghindari perjanjian dan menghindari perundingan untuk tahap kedua.
Israel mengumumkan penghentian semua bantuan kemanusiaan ke Gaza dan penutupan jalur “sampai pemberitahuan lebih lanjut,” dengan menekankan bahwa Israel tidak akan mengizinkan gencatan senjata tanpa pembebasan semua sandera, dan jika Hamas terus menolak, akan ada konsekuensi lebih lanjut.
Hamas menekankan pentingnya perjanjian gencatan senjata tahap kedua; namun, Israel mengumumkan mereka menerima usulan Amerika untuk memperpanjang tahap gencatan senjata saat ini hingga pertengahan April, karena negosiasi untuk tahap kedua gagal membuahkan hasil. []
Baca Juga: Yordania Kecam Israel Hentikan Masuknya Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kesepakatan Gencatan Senjata Tahap 2 Belum Jelas, Zionis Isyaratkan Kembali Blokade Gaza