Beirut, MINA – Media massa di Timur Tengah menyebutkan, pengunduran diri mengejutkan Perdana Menteri Lebabon Saad Hariri pada Sabtu malam (4/11), memberikan peluang kelonggaran bagi Israel untuk sebuah perang penuh dengan Lebanon.
”Perbatasan utara Israel telah menjadi semakin tidak stabil, dan bagi negara Yahudi ini menjadi kelonggaran sebuah perang penuh dengan Lebanon pecah,” ujar pengamat, seperti disebutkan The Jerusalem Post, Selasa (7/11).
Setelah pengunduran diri Hariri, Menteri Pertahanan Israel Avigdor Liberman mengunggah pada akun Twitternya, dengan mengatakan bahwa “Lebanon = Hizbullah. Hizbullah = Iran. Lebanon = Iran. Iran berbahaya bagi dunia. Saad Hariri telah membuktikannya hari ini.”
Bulan lalu, Liberman mengeluhkan kondisi di wilayah tersebut, dengan mengatakan, “Tentara Lebanon telah kehilangan kemerdekaannya dan telah menjadi bagian integral jaringan Hizbullah.”
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Hariri mengumumkan pengunduran dirinya dari ibu kota Arab Saudi Riyadh, dengan menyebutkan cengkeraman Iran terhadap negaranya dan ketakutannya bahwa dia akan memiliki nasib yang sama seperti ayahnya.
Ayahnya, Rafik Hariri, saat itu sebagai PM Lebanon, dibunuh dalam serangan bom mobil tahun 2005.
Hariri, yang berbicara di jaringan televisi Saudi Al-Arabiya, mengatakan bahwa dia “tinggal di atmosfer yang serupa dengan pembunuhan ayahnya, Rafik Hariri.”
Hizbullah dibentuk pada 1980-an, dengan bantuan Iran, sebagai kelompok perlawanan terhadap kehadiran militer Israel di Lebanon selatan. (T/RS2/P1)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata