Riyadh, 21 Dzulhijjah 1436/5 Oktober 2015 (MINA) – Media televisi milik Pemerintah Rusia, dinilai Hayat Norimine dari media Arab Saudi, Albawaba, melakukan kesalahan dalam menayangkan peta konflik di Suriah.
“Kami semua tahu media milik pemerintah Rusia tidak dapat dipercaya ketika berbicara mengenai suriah/">konflik Suriah,” tulis Hayat di situs Albawaba, dikutip Mi’raj Islamic News Agenyc (MINA), Senin.
Hayat mengatakan peta suriah/">konflik Suriah yang dirilis televisi Pemerintah Russia kurang akurat. Faktanya, katanya, bahwa wilayah Pemerintah Suriah yang didukung Rusia dan Iran sangat luas, sehingga para penonton akan menyimpulkan tugas Pemerintah Suriah tidak terlalu besar.

Suriah
Versi TV milik pemerintah Russia. (Sumber foto: Albawaba)" width="300" height="152" /> Peta suriah/">konflik Suriah versi TV milik pemerintah Russia. (Sumber foto: Albawaba)Peta di atas merupakan peta yang dirilis media televisi Pemerintah Rusia. Warna oranye merupakan wilayah kekuasaan pasukan Kurdi, kuning kelompok oposisi, merah kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), dan biru atau sisanya pemerintah Suriah.
Baca Juga: Tegang dengan Hezbollah Lebanon, Israel akan Rekrut 12.000 Tentara Tambahan
“Tentu saja, itu jauh dari kenyataan di lapangan,” tulis Hayat.
Pada tahun ini, Institut Persatuan Analisis Konflik (Institute for United Conflict Analysts/IUCA) juga merilis peta konflik di Suriah. Dalam peta IUCA, sebagian besar wilayah Suriah dilingkupi padang pasir.

Suriah
versi IUCA. (Sumber foto: Albawaba)" width="300" height="218" /> Peta konlfik Suriah versi IUCA. (Sumber foto: Albawaba)“ISIS memang terlihat seperti paling luas menguasai wilayah Suriah. Tapi hanya sedikit masyarakat Suriah yang tinggal di wilayah kekuasaan ISIS,” tulis Hayat. (T/P020/P2)
Baca Juga: Presiden Aoun: Lebanon Tidak Punya Pilihan Selain Negosiasi dengan Israel
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
http://albawaba.com/loop/map-who%E2%80%99s-control-syria-according-russian-state-media-750806
Baca Juga: Wamenlu Anis Matta Dorong Diplomasi Damai di Manama Dialogue 2025
















Mina Indonesia
Mina Arabic