Gaza, 16 Syawal 1435/12 Agustus 2014 (MINA) – Sumber-sumber medis Zionis Israel mengungkapkan tentaranya yang terluka dalam pertempuran di Jalur Gaza mengalami trauma psikologi akut serta mimpi buruk sehingga harus disuntik narkotika agar menjadi tenang.
“Beberapa tentara mengalami cedera fisik ringan, namun cedera psikologis mereka sangat berat bahkan jika seorang tentara atau anjing dari satuan Aukadz (pasukan anjing militer) dibunuh di sampingnya meraka akan sangat ketakutan,” kata salah seorang dokter Israel yang tidak disebutkan namanya, sebagaimana dilaporkan koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Jalur Gaza.
Mereka yang mengalami trauma psikologis parah akibat terlibat bentrokan sengit dengan para pejuang di Jalur Gaza dalam waktu kurang dari dua bulan, lapor keluarga prajurit dan sumber medis lainnya.
Bahkan para tentara penjajah Israel yang mengalami trauma tersebut mungkin akan menjalani rehabilitasi seumur hidup mereka, lapor media lokal Palestina.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Seorang dokter yang mengawasi pengobatan para tentara mengatakan staf medis yang khusus menangani rehabilitasi psiko-sosial telah dilibatkan dalam mengawasi pengobatan mereka yang terluka dari trauma psikologis yang parah.
“Tim peneliti dan psikiater bekerja secara pararel dan terpadu dalam pengobatan para tentara,” tambah dokter itu.
Dalam sebuah media online Israel dilaporkan keluarga para tentara mengeluhkan, “anak-anak kami tidak dapat tidur karena shock dan mengalami ketakutan terhadap apa yang dialaminya dalam peperangan, mereka menderita ketakutan dan mimpi buruk serta tidak dapat tidur.”
Seorang profesor Israel Dana Margalit mengatakan proses psikoterapi dilakukan secara bertahap dan perlahan-lahan, di mana mereka harus ditempatkan jauh dari zona bahaya karena dikhawatirkan akan menambah parah trauma mereka.
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
Sumber medis lainnya juga mengatakan para tentara penjajah yang mengalami cidera parah belum diterima di pusat rehabilitasi, karena masih dirawat dan tersebar di beberapa rumah sakit berbeda, seraya mengatakan akan mengalami kesulitan bertahun tahun akibat ingatan mereka terhadap perang Gaza, dan menambahkan hasil sebuah peperangan bukan hanya diukur dari standar militer atau standar politik saja.(L/K01/P03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam