SETIAP unggahan di media sosial adalah jejak digital yang akan abadi. Ia tak hanya dilihat manusia, tapi juga dicatat malaikat. Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa menunjukkan kebaikan, ia mendapat pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim). Media sosial bisa menjadi saksi kebaikan kita atau justru menjadi bukti kelalaian.
Layaknya pisau, media sosial bisa digunakan untuk memotong buah atau melukai orang. Dr. Yusuf Al-Qaradawi pernah berkata, “Teknologi adalah alat netral, baik-buruknya tergantung niat pengguna.” Setiap kali jari mengetik, ingatlah firman Allah: “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang terbaik.” (Qs. Al-Isra: 53).
Menyebarkan konten dakwah, nasihat, atau kisah inspiratif adalah sedekah tanpa mengurangi harta. Nabi Shallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah, amar ma’ruf nahi munkar juga sedekah.” (HR. Tirmidzi). Bayangkan, satu unggahan baik bisa mengubah hidup ribuan orang!
Betapa banyak orang menghabiskan waktu untuk membicarakan kejelekan orang lain, padahal Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam memperingatkan, “Barangsiapa banyak bicara, banyak salahnya.” (HR. Baihaqi). Ustaz Felix Siauw mengatakan, “Media sosial seharusnya menjadi mimbar dakwah, bukan tempat mencaci.”
Baca Juga: Taklim Itu Muhasabah, Taklim Itu Penguat Iman
Ketika kita memberi semangat pada kebaikan, pahala terus mengalir. Allah berfirman, “Dan tolong-menolonglah dalam kebaikan dan takwa.” (Qs. Al-Maidah: 2). Dr. Khalid Al-Jubair menegaskan, “Interaksi positif di medsos adalah bentuk syiar Islam yang modern.”
Banyak orang terjebak doomscrolling, melihat konten tanpa faedah hingga lupa waktu. Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan, “Dua nikmat yang sering disia-siakan: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari). Pakar media Islam, Ustaz Abdullah Mahmud, mengatakan, “Batasilah waktu bermedia sosial, isi dengan konten bermakna.”
Medsos adalah Medan Jihad Pemikiran
Menyebarkan ilmu, melawan hoaks, dan menguatkan ukhuwah adalah jihad era digital. Imam Hasan Al-Banna berkata, “Jihad paling utama adalah mengatakan kebenaran di hadapan penguasa yang zalim.” Kini, kebenaran harus disuarakan di tengah banjirnya informasi palsu.
Baca Juga: Dakwah Tapi Sombong, Sebuah Ironi Di Akhir Zaman
Kebencian, iri, dan kesombongan sering muncul dari medsos. Nabi Shallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jangan saling membenci, jangan saling iri, jangan saling membelakangi.” (HR. Bukhari). Ustazah Oki Setiana Dewi mengingatkan, “Bersihkan feed-mu seperti kau membersihkan hati.”
Allah berfirman, “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf: 18). Pakar komunikasi Islam, Prof. Syekh Ali Jumu’ah, menegaskan, “Digital footprint akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.”
Dengan konten positif, medsos bisa menjadi tamannya orang beriman. Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa menunjuki kebaikan, baginya pahala seperti pahala pelakunya.” (HR. Muslim). Ustaz Adi Hidayat mengatakan, “Postinganmu adalah investasi akhirat, jangan sia-siakan.”
Allah memperingatkan, “Dan janganlah kalian berdebat dengan Ahli Kitab melainkan dengan cara yang baik.” (Qs. Al-Ankabut: 46). Syekh Abdul Aziz bin Baz berkata, “Debat tanpa ilmu hanya menumbuhkan permusuhan.”
Baca Juga: Jama’ah Adalah Benteng Terakhir di Tengah Badai Fitnah
Konten Kebaikan adalah Warisan Abadi
Jika kita meninggal, akun medsos mungkin terhapus, tetapi kebaikan yang disebarkan terus mengalirkan pahala. Nabi Shallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika manusia mati, terputus amalnya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim).
Banyak orang tersadarkan melalui unggahan dakwah. Allah berfirman, “Berilah kabar gembira kepada hamba-hamba-Ku yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti yang terbaik.” (QS. Az-Zumar: 17-18). Dai muda, Ustaz Hanan Attaki, mengatakan, “Satu konten bisa menjadi hidayah bagi pencari kebenaran.”
Bermedsoslah secukupnya, jangan sampai lalai dari zikir dan kewajiban. Allah berfirman, “Dan janganlah engkau termasuk orang yang lalai.” (QS. Al-A’raf: 205). Imam Nawawi berkata, “Waktu adalah pedang, jika kau tak memanfaatkannya, ia akan memotongmu.”
Baca Juga: Zionis Israel Takut kepada Muslim Sejati
Sebelum mengepost, tanyakan: Apakah ini bermanfaat? Apakah ini benar? Apakah ini perlu? Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari-Muslim). Mari jadikan medsos ladang amal, bukan sumber dosa.
Media sosial adalah anugerah jika digunakan dengan bijak. Setiap scroll, like, dan share bisa menjadi pahala abadi. Mulai sekarang, berkomitmenlah hanya menyebarkan kebaikan. Karena, seperti kata Ustaz Nouman Ali Khan, “Dunia digital adalah ujian iman terbesar di zaman ini.”[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rendah Hati di Zaman yang Mengagungkan Eksistensi