Oleh : Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency), Duta Al-Quds Internasional
Dalam sebuah sidang di Parlemen Negara bagian New South Wales (NSW), Mehreen Saeed Faruqi (kelahiran Pakistan, 8 Juli 1963), seorang politikus Australia, meneriakkan, “bebas, bebaskan Palestina,” dengan tangan terangkat.
Anggota senat Muslimah pertama di Australia itu, mewakili Partai Hijau (The Greens), aktif di legislatif sejak tahun 2019. Sejak Juni 2022, Mahreen menjabat sebagai Wakil Pemimpin Partai Hijau Australia.
Pada bulan Februari 2018, dia menentang dan berusaha memblokir Christian Friends of Israel Communities yang waktu itu hendak mengadakan acara berdasarkan kebijakan pemukiman Israel di Tepi Barat.
Baca Juga: Tanah yang Dirampas, Hak yang Diinjak, Dosa Historis Israel
Belum lama ini, pada tanggal 9 Oktober 2023, Mehreen Faruqi mengkritik keputusan pemerintahnya yang menerangi Gedung Parlemen dengan warna bendera Israel (biru dan putih), warna solidaritas terhadap Israel.
Dia menulis di akun X, “Pemerintah kolonial mendukung pemerintah kolonial lainnya. Memalukan sekali. #FreePalestine”.
Sebagai tanggapan, Perdana Menteri Anthony Albanese menuding Mehreen Faruqi sedang “mencoba bermain politik dengan masalah ini”.
Australian Jewish News, media milik komunitas Yahudi, juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap komentar Mehreen Faruqi.
Baca Juga: Cara Allah Menjawab Doa Kaum Muslimin untuk Menghancurkan Zionis Israel
Partai Hijau pun melakukan pemogokan di Senat atas respons Partai Buruh terhadap perang Israel-Palestina. Dia pun memimpin boikot waktu tanya jawab untuk memprotes klaim kelambanan pemerintah Albanese atas konflik di Gaza.
Dia menyatakan dengan tegas, “kata-kata kasar dari pemerintah Partai Buruh tidak akan menghentikan kejahatan perang yang dilakukan Israel”.
Suarakan Palestina
Di Senat Australia, Mahreen Faruqi sering mengenakan syal hitam putih khas Palestina di bahunya.
Baca Juga: HAM Versi Amerika, Hak untuk Menindas yang Lemah
Dia menuduh Israel “membombardir Gaza, menargetkan warga sipil, dan melakukan kejahatan perang untuk dilihat seluruh dunia”.
Dia juga menentang pernyataan Menteri Luar Negeri, Penny Ying-Yen Wong, yang menyatakan Israel menyerang Gaza menggunakan haknya untuk membela diri.
Dalam pidatonya di Senat awal November ini, Senator Mehreen Faruqi kembali menyampaikan penderitaan rakyat Palestina dan mengapa dia tidak akan diam mengenai masalah ini.
“Sejak saya bergabung dengan dunia parlemen dan bahkan jauh sebelum itu, saya telah berbicara, mungkin tanpa henti, tentang hak asasi manusia,” ujarnya dalam pidatonya.
Baca Juga: Tarian Erotis Wanita Arab dan Derita Palestina
“Saya telah mendukung hak asasi manusia dan penentuan nasib sendiri banyak orang yang terpinggirkan dan teraniaya di seluruh dunia,” lanjutnya.
Dia menyuarakan, selama beberapa dekade warga Palestina merupakan kelompok masyarakat yang paling tertindas di dunia.
Mereka setiap hari menjadi sasaran penghinaan, kebrutalan, dan kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah Israel.
“Hak asasi mereka dilanggar setiap hari, namun mereka tidak dianggap cukup manusiawi untuk mempunyai hak.
Baca Juga: Ketika Dolar AS Jadi Alat Imperialisme Modern
Otoritas Israel terus menganiaya dan menindas rakyat Palestina. Pemukiman dan pendudukan terus berlanjut. Kekerasan terus berlanjut. Blokade Gaza terus berlanjut. Rumah-rumah terus dibongkar. Warga Palestina secara rutin menjadi sasaran perampasan, kekerasan, pemisahan paksa, penganiayaan dan penghinaan,” teriaknya.
“Saya tidak akan mundur dalam menyerukan diakhirinya ketidakadilan kolonialisme pemukim ini, sebagaimana saya tidak akan mundur dalam membicarakan pelanggaran hak asasi manusia di mana pun hal itu terjadi,” lanjutnya.
Serukan Gencatan Senjata
Dalam pembicaraan di Parlemen Nasional, Mehreen Faruqi menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Baca Juga: Amerika dan Imperialisme Modern, Dunia dalam Cengkeraman Dollar
Sebagai wakil pemimpin Partai Hijau Australia, Mehreen Faruqi mengatakan bahwa dia membawa “protes masyarakat ke parlemen”.
Dengan 11 senator, Partai Hijau merupakan bagian dari Majelis Tinggi Australia.
Namun, seperti disebutkan Al Jazeera, seruan partai tersebut untuk melakukan gencatan senjata ditentang oleh pemerintahan Partai Buruh kiri-tengah Australia, yang dipimpin Perdana Menteri Anthony Albanese.
Pemerintahan Albanese hanya melakukan sedikit perubahan terhadap pendiriannya, sejak abstain dalam pemungutan suara Majelis Umum PBB yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan bulan lalu.
Baca Juga: Fakta Mengejutkan, Israel adalah Negara Ilegal Menurut Hukum Dunia
Dia sempat menginisiasi diadakannya pemungutan suara di Senat yang menyerukan gencatan senjata. Namun pemerintah Partai Buruh dan oposisi Liberal-Nasional bersatu untuk menentangnya.
Hal ini menunjukkan betapa terang-terangan mereka mengabaikan kekejaman yang terjadi di Gaza.
Namun yang jelas, Mehreen Saeed Faruqi, akan selalu menyuarakan hak asasi manusia, wabil khusus menyuarakan Palestina. Free Palestine! (A/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Senjata Amerika dan Darah Muslim Palestina