Oleh : Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA
Ramadhan disebut dengan Syahrul Mubarak, bulan penuh keberkahan. Keberkahan karena segala ibadah dan kebaikan begitu mudah dilakukan dan dijumpai, serta penuh dengan pahala berlipat ganda.
Berkah juga karena umat Islam laki-laki perempuan, orang tua hingga remaja dan anak-anak, memakmurkan masjid dengan shalat tarawih.
Tadarus Al-Quran juga semarak, santunan yatim dan dhu’afa, zakat dan infaq, semua tampak di bulan suci Ramadhan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-25] Tentang Bersedekah Tidak Mesti dengan Harta
Idul Fitri pun datang menutup ibadah bulan Ramadhan. Semua bergembira berhari raya, berlebaran, bersama keluarga, tetangga, teman-teman dan sanak saudara. Di kompleks perumahan sampai ke tempat mudik dan reunion. Semua bahagia, tertawa, bersalam-salaman, berjabat tangan saling memaafkan.
“Mohon maaf lahir dan batin, minal aidzin wal faizin, Taqobbalallaahu minna waminkum”.
Ucapan di media sosial pun ramai saling tukar ucapan senada.
Itulah berkah Ramadhan. Dan hendaknya itu pula yang terus berlanjut pada bulan selanjutnya Syawwal, dan seterusnya sampai ketika mulai agak meredup lagi, datanglah Ramadhan tahun berikutnya.
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari
Maka, agar berkah Ramadhan itu tetap berlanjut, segala amaliyah bulan Ramadhan pun kita lanjutkan. Seperti shalat berjamaah di masjid, shalat malam dan tadarus Al-Quran.
Juga jiwa berderma, penyantun, infaq, dan saling bersaudara terus dipertahankan. Itulah tanda berkah itu masih ada.
Sebab, berkah adalah tetapnya kebaikan yang bersifat ilahiyah pada suatu kebaikan.
Bahkan kebaikan-kebaikan itu bukan hanya dinikmati sendiri. Namun juga memencar ke sebanyak mungkin orang lain di sekitarnya.
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tentang Urusan Dunia
Itulah berkah hasil dari takwa yang diraih karena puasa Ramadhan, “La’allakum tattaquun” (QS Al-Baqarah 183).
Iman dan takwa yang berujung pada perolehan keberkahan dari Allah, ini seperti disebutkan di dalam ayat:
وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡہِم بَرَكَـٰتٍ۬ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِمَا ڪَانُواْ يَكۡسِبُونَ
Artinya: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan [ayat-ayat Kami] itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (QS Al-A’raf [7]: 96).
Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim
Semoga berkah bulan suci Ramadhan terus berlanjut hingga bulan Syawwal ini, dan seterusnya bulan-bulan berikutnya. Hingga sepanjang tahun berkah dengan kebaikan-kebaikan. Aamiin. (A/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)