Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melek Literasi dalam Jama’ah: Fondasi Kuat untuk Kemajuan Umat

Bahron Ansori Editor : Rudi Hendrik - 30 detik yang lalu

30 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi (foto: ig)

LITERASI merupakan pilar utama dalam membangun peradaban yang maju. Dalam Islam, literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup pemahaman dan penerapan ilmu dalam kehidupan. Jama’ah sebagai sebuah komunitas memiliki peran penting dalam mendorong anggotanya untuk melek literasi, baik dalam ilmu duniawi maupun ilmu agama.

Al-Qur’an sendiri diawali dengan wahyu yang menekankan pentingnya membaca, sebagaimana dalam firman Allah, “Iqra’ bismi rabbika alladzi khalaq. (Qs. Al-‘Alaq: 1). Perintah ini menegaskan bahwa membaca adalah kunci utama dalam memperoleh ilmu, yang kemudian akan membentuk individu dan masyarakat yang berperadaban tinggi.

Peran Literasi dalam Kemajuan Jama’ah

Jama’ah yang melek literasi akan mampu menjalankan kehidupan berjama’ah dengan lebih baik. Ilmu yang benar akan membentuk pemahaman yang lurus dalam beribadah, bermuamalah, dan menjalankan aktivitas sosial. Sebaliknya, rendahnya literasi dalam jama’ah dapat menghambat perkembangan pemikiran dan mengakibatkan pemahaman agama yang sempit.

Baca Juga: Inilah 10 Kebiasaan yang Dilarang dalam Islam tapi Dianggap Biasa

Sejarah Islam menunjukkan bahwa umat yang berilmu selalu unggul dalam berbagai aspek kehidupan. Pada masa kejayaan Islam, seperti di era Abbasiyah, banyak ulama dan cendekiawan Muslim yang menguasai berbagai bidang ilmu. Perpustakaan besar seperti Baitul Hikmah menjadi pusat literasi yang membangun peradaban Islam yang maju.

Literasi dalam konteks jama’ah harus diawali dengan pemahaman terhadap Al-Qur’an dan Hadis. Memahami keduanya secara mendalam akan membawa umat kepada pemahaman Islam yang kaffah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Dia akan memahamkannya dalam urusan agama.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan melek literasi keislaman, jama’ah akan terhindar dari pemahaman yang keliru dalam beragama. Banyaknya fitnah dan penyimpangan saat ini sering kali berawal dari ketidaktahuan atau pemahaman agama yang dangkal. Oleh karena itu, jama’ah harus mengutamakan pembelajaran Islam berdasarkan dalil yang shahih.

Jama’ah yang melek literasi juga akan memiliki kemandirian ekonomi. Dengan kemampuan membaca, menulis, dan memahami ilmu ekonomi syariah, jama’ah dapat mengembangkan usaha bersama yang berlandaskan prinsip Islam. Literasi keuangan yang baik akan membantu jama’ah dalam mengelola dana, zakat, dan wakaf secara transparan dan produktif.

Baca Juga: Adab Bertamu dan Menerima Tamu Menurut Syariat Islam

Allah berfirman dalam Al-Qur’an, “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (Qs. Al-Baqarah: 275). Dengan memahami prinsip ini, jama’ah dapat mengembangkan sistem ekonomi berbasis syariah yang jauh dari praktik riba dan ketidakadilan.

Literasi Digital dan Tantangan Zaman

Di era digital, melek literasi dalam jama’ah juga mencakup pemahaman terhadap informasi yang tersebar di dunia maya. Banyak berita hoaks, propaganda, dan pemikiran menyimpang yang beredar luas. Jika jama’ah tidak memiliki kemampuan literasi digital yang baik, maka mereka bisa mudah terprovokasi dan terpecah belah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan dalam hadisnya, “Cukuplah seseorang dikatakan sebagai pendusta jika ia menyampaikan semua yang ia dengar.” (HR. Muslim). Oleh karena itu, penting bagi jama’ah untuk memilah informasi dengan bijak dan selalu merujuk kepada sumber-sumber yang kredibel.

Baca Juga: Bukti-bukti Kekalahan Zionis Israel dalam Perang di Gaza

Untuk meningkatkan literasi dalam jama’ah, diperlukan langkah-langkah nyata seperti mengadakan majelis ilmu, diskusi ilmiah, serta pelatihan menulis dan membaca yang berbasis Islam. Kegiatan ini akan membentuk jama’ah yang lebih cerdas, kritis, dan berwawasan luas.

Jama’ah juga harus memiliki perpustakaan atau pusat literasi yang berisi kitab-kitab klasik maupun kontemporer yang dapat dijadikan referensi. Selain itu, pemanfaatan teknologi seperti e-learning dan media sosial harus dioptimalkan untuk menyebarkan ilmu yang bermanfaat.

Dampak Positif Literasi bagi Jama’ah dan Umat

Ketika jama’ah memiliki tingkat literasi yang tinggi, mereka juga akan lebih mudah dalam menyusun strategi dakwah yang efektif. Dakwah tidak hanya dilakukan dengan ceramah, tetapi juga melalui tulisan, media digital, dan berbagai platform komunikasi lainnya. Dengan demikian, ilmu dapat tersebar lebih luas, menjangkau masyarakat yang lebih beragam, dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi umat. Literasi yang baik akan melahirkan dai yang mampu menyampaikan Islam dengan bahasa yang mudah dipahami, logis, dan relevan dengan tantangan zaman.

Baca Juga: Media dan Tantangan Pemberitaan Perjuangan Palestina

Selain itu, jama’ah yang melek literasi akan mampu menciptakan kader-kader pemimpin yang berkualitas. Seorang pemimpin yang berilmu akan mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan dan hikmah, bukan sekadar mengikuti emosi atau kepentingan pribadi. Dalam sejarah Islam, kita melihat bagaimana para khalifah dan ulama besar selalu menjadikan ilmu sebagai pedoman utama dalam membangun peradaban. Mereka memahami bahwa kepemimpinan yang baik harus didasarkan pada wawasan yang luas dan pemikiran yang mendalam.

Lebih jauh lagi, peningkatan literasi dalam jama’ah akan menguatkan ukhuwah Islamiyah. Dengan memahami berbagai sudut pandang keilmuan, jama’ah akan lebih mudah bersikap toleran terhadap perbedaan dan lebih fokus pada persatuan umat. Fanatisme yang berlebihan terhadap kelompok atau madzhab tertentu sering kali muncul karena kurangnya pemahaman terhadap ilmu yang komprehensif. Jika jama’ah memiliki literasi yang baik, maka mereka akan lebih mampu mengedepankan musyawarah, mencari solusi bersama, dan bekerja sama dalam membangun peradaban Islam yang lebih maju.

Selain itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah seperti keutamaanku atas orang yang paling rendah di antara kalian.” (HR. Tirmidzi). Hadis ini menunjukkan bahwa ilmu memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam dan menjadi faktor utama dalam membangun kejayaan umat.

Melek literasi dalam jama’ah bukan hanya sekadar tuntutan intelektual, tetapi juga kewajiban dalam Islam. Dengan literasi yang baik, jama’ah dapat memahami ajaran Islam dengan benar, mengembangkan ekonomi berbasis syariah, serta menghadapi tantangan era digital dengan bijak. Jama’ah yang berilmu adalah pondasi kuat bagi kemajuan umat, menuju kebangkitan Islam yang hakiki, wallahu a’lam.[]

Baca Juga: Nilai-Nilai Islam untuk Atasi Perubahan Iklim Global

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Mengapa Donald Trump Ingin Menguasai Jalur Gaza, Palestina?

Rekomendasi untuk Anda