Jember, MINA – Pranata Humas Ahli Muda Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Theophilus Yanuarto mengatakan, wartawan harus memperhatikan keselamatan diri saat meliput peristiwa bencana.
“Persiapan yang matang menjadi kunci sebelum berangkat melakukan reportase,” kata Yanuarto ucap usai acara Workshop Jurnalis Tangguh Bencana, di Jember, Jawa Timur, Senin (27/11), demikian keterangan yang diterima MINA.
Ia berharap, ke depan teman-teman media memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan, khususnya dalam peliputan bencana.
Yanuarto menyarankan jurnalis mempersiapkan peralatan dan perlengkapan.
Baca Juga: AWG Gelar Webinar Menulis tentang Baitul Maqdis
“Seperti saat meliput bencana gunung berapi, teman-teman wartawan bisa menyiapkan secara mandiri misalnya topi, masker, google, dan sebagainya,” katanya.
Ia mengatakan, pada saat meliput di lokasi bencana, ada beberapa parameter yang harus diperhatikan. Misalkan informasi awal, kesadaran situasional, sehingga membantu teman-teman media meliput,” kata Yanuarto.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jember Widodo Yulianto berharap ada kolaborasi dengan jurnalis dalam penanggulangan bencana.
“Kami harapkan teman-teman media bisa ada kesamaan persepsi saat terjadi bencana,” katanya.
Baca Juga: 30 WNI dari Suriah Kembali Dievakuasi ke Indonesia
Menurut Widodo, BPBD berharap bisa duduk bersama dengan para jurnalis untuk membuat standar prosedur operasional agar bisa membuat satu data mengenai kebencanaan.
“Mungkin kita perlu mendirikan media center,” katanya.
Memasuki musim hujan, BPBD Kabupaten Jember, Jawa Timur, melakukan sejumlah langkah antisipasi banjir. Salah satunya adalah menyampaikan informasi dan sosialisasi kepada masyarakat.
“Kami menyampaikan informasi kepada masyarakat dan mengedukasi agar tidak terjadi hal-hal tak diinginkan pada musim banjir. Kami juga sudah bersih-bersih saluran air dan melakukan perempesan pohon sebagai antisipasi bencana hujan dan angin,” kata Widodo.
Baca Juga: Banjir di Makasar Rendam Rumah Dinas Gubernur dan Kapolda
Widodo juga berharap para jurnalis bisa mengedukasi masyarakat soal antisipasi bencana. Selama ini ada sepuluh jenis bencana yang terjadi di Jember. Saat musim kemarau, ada bencana kekeringan dan kebakaran lahan.
“Ada juga potensi banjir, tsunami, puting beliung, dan gempa. Ada 10 bencana yang harus diwaspadai, pahami, dan harus diantisipasi,” katanya.
Widodo sepakat ada semacam pos komando yang memfasilitasi peliputan bencana, termasuk soal data. (R/R8/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Angkatan Kedua, Sebanyak 30 WNI dari Suriah Kembali ke Tanah Air