Oleh: Endang Sudrajat, Korwil Ukhuwah Al-Fatah Rescue Jabodetabek dan Banten
Hujan merupakan anugerah tak terhingga yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepada makhluk hidup di dunia. Air hujan yang turun dari langit adalah rahmat dan bisa menjadi keberkahan bagi umat manusia, hujan dapat menumbuhkan pohon dan tanaman sebagaimana firman Allah SWT:
وَهُوَ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ بُشْرًۢا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖ ۗ حَتّٰۤى اِذَاۤ اَقَلَّتْ سَحَا بًا ثِقَا لًا سُقْنٰهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَاَ نْزَلْنَا بِهِ الْمَآءَ فَاَ خْرَجْنَا بِهٖ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ ۗ كَذٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتٰى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
“Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.” (QS. Al-A’raf ayat 57)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
وَهُوَ الَّذِيْ يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْۢ بَعْدِ مَا قَنَطُوْا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهٗ ۗ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيْدُ
“Dan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Maha Pelindung, Maha Terpuji.”
(QS. Asy-Syura ayat 28)
Dalam ayat lain Allah berfirman,
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَآءِ مَآءً مُّبٰـرَكًا فَاَ نْۢبَـتْـنَا بِهٖ جَنّٰتٍ وَّحَبَّ الْحَصِيْدِ ۙ
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
“Dan dari langit Kami turunkan air yang memberi berkah, lalu Kami tumbuhkan dengan (air) itu pepohonan yang rindang dan biji-bijian yang dapat dipanen.” (QS. Qaf ayat 9)
Hujan yang turun dari langit bisa menimbulkan dampak yang berbeda yaitu dampak buruk dan dampak yang baik. Dampak positif dari adanya hujan yaitu dapat dimanfaatkan oleh manusia seperti untuk pertanian, perkebunan, kebutuhan rumah tangga, air baku industri maupun kebutuhan lainnya. Sedangkan dampak negatif hujan yang terlalu berlebihan juga dapat menyebabkan terjadinya bencana seperti adanya banjir dan genangan.
Bukan hanya itu, tidak adanya gerakan menggunakan, menghemat dan mengelola air hujan dengan bijak akan berakibat kurangnya ketersediaan air pada saat musim kemarau. Kurangnya ketersediaan air akan menambah masalah besar baru bagi daerah permukiman yang tidak pandai dalam mengelola air.
Salah satu upaya mengelola air hujan agar bisa mengurangi atau mencegah terjadinya banjir adalah dengan memanen air hujan, yaitu kegiatan menampung, mengumpulkan dan menyimpan air hujan untuk dimanfaatkan ketika kemarau datang.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Memanen air hujan merupakan alternatif sumber air yang sudah dipraktikkan selama berabad-abad di berbagai negara yang sering mengalami kekurangan air atau malah kelebihan air yaitu banjir. Air hujan yang dipanen dapat digunakan untuk multi tujuan seperti menyiram tanaman, mencuci, mandi, persediaan air baku dan bahkan dapat digunakan untuk memasak jika kualitas air tersebut memenuhi standar kesehatan.
Untuk memenuhi permintaan air yang persediaannya semakin terbatas, diperlukan upaya konservasi air. Memanen air hujan merupakan salah satu metode konservasi air yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam rumah tangga. Upaya konservasi air memerlukan komitmen dari semua pihak terhadap isu keberlanjutan air.
Apabila memanen air hujan dipraktikkan secara berkesinambungan akan dapat membantu mencegah terjadinya banjir karena air hujan dapat ditampung, diresapkan dan dimanfaatkan serta dapat memelihara keberlanjutan air dan keberlanjutan lingkungan sebagai pendukung kehidupan generasi sekarang dan yang akan datang.
Mari kita wariskan mata air, bukan air mata untuk anak cucu kita. (A/ES/RI-1)
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Mi’raj News Agency (MINA)