Memanfaatkan Teknologi dalam Berdakwah

Ilustrasi: Teknologi dalam berdakwah.

Oleh Farhan Mutaqin, Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fatah Cileungsi Bogor

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Artinya: “Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Dalam ajaran Islam, berdakwah merupakan salah satu kewajiban bagi setiap umat muslim. Kegiatan berdakwah ini sudah ada sejak zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Berdakwah ditujukan untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar atau mengajak umat manusia agar melakukan perbuatan yang baik dan meninggalkan perbuatan buruk

Dari segi bahasa, kata dakwah sendiri berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk dari mashdar yaitu da’a, yaď’u, yang berarti seruan, ajakan, atau panggilan (Ilyas Isma il, 2006: 114).

Seruan ini dapat dilakukan melalui suara, kata-kata, atau perbuatan. Dakwah juga bisa berarti do’a yakni harapan, permohonan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Sebagaimana tercantum dalam firman Allah QS. Al-Baqarah [2]: 186, yang Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, (maka jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu dalam keadaan kebenaran”.

Kata dakwah juga berarti mengajak kepada kebaikan, dan juga ada yang berarti mengajak kepada keburukan. Jadi, makna dakwah menurut bahasa bisa berarti ajakan kepada kebaikan dan bisa kepada kejahatan.

Namun dalam penggunaannya secara peristilahan di lingkungan masyarakat Islam, dakwah lebih dipahami sebagai usaha dan ajakan kepada jalan kebenaran atau jalan Tuhan, bukan jalan setan Bahkan dalam perspektif ini, ajakan dan seruan.

Era sekarang adalah eranya teknologi digital. Kita yakin bahwa Islam mendukung kemajuan zaman dan upaya mencerdaskan manusia menjadi lebih baik. Banyak ilmuwan yang mengkategorikan surat ar-Rahman ayat 33 berikut ini sebagai isyarat kemajuan teknologi :

يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ اِنِ اسْتَطَعْتُمْ اَنْ تَنْفُذُوْا مِنْ اَقْطَارِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ فَانْفُذُوْاۗ لَا تَنْفُذُوْنَ اِلَّا بِسُلْطٰنٍۚ

Artinya: “Wahai segenap jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya, kecuali dengan kekuatan (dari Allah).”

Dalam konteks dakwah, jika teknologi kontemporer dimanfaatkan, tentu akan menghadirkan beberapa keuntungan, diantaranya jangkauan yang lebih luas melalui media sosial dan internet, kemampuan untuk menyampaikan pesan secara cepat dan efisien, serta memungkinkan adanya interaksi langsung dengan audiens melalui platform seperti live streaming dan video konferensi. Ini juga memungkinkan adaptasi dakwah terhadap tren dan perubahan dalam masyarakat secara lebih fleksibel.

Di era serba modern saat ini, teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Kemajuan teknologi memberikan peluang besar bagi dakwah untuk menjangkau lebih banyak orang dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Berbagai platform digital dan alat komunikasi kontemporer telah membuka pintu untuk menyebarkan pesan-pesan keagamaan secara luas dan menyeluruh.

Media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube, dan lailnnya telah menjadi sarana yang sangat efektif untuk menyebarkan dakwah. Melalui platform-platform ini, para dai, ulama dan siapapun dapat menyampaikan pesan-pesan keagamaan kepada jutaan orang dalam waktu yang singkat.

Video ceramah, kajian-kajian agama, dan tulisan-tulisan keislaman dapat dengan mudah dibagikan dan disebarkan oleh pengguna media sosial, menciptakan efek domino yang memperluas jangkauan dakwah. Demikian juga podcast dan webinar agama, ini juga merupakan cara lain yang efektif untuk menyebarkan pesan-pesan keagamaan di era digital.

Munculnya berbagai aplikasi dan situs web keagamaan juga telah memudahkan orang untuk mengakses informasi dan sumber-sumber pengetahuan keagamaan.

Aplikasi seperti Quran digital, panduan ibadah, dan kamus Islam juga telah menjadi panduan yang sangat berguna bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah dan memperdalam pemahaman mereka tentang agama.

 Dengan memanfaatkan teknologi kontemporer secara cerdas, dakwah dapat mencapai lebih banyak orang dan mempengaruhi kehidupan mereka secara positif. Namun, dalam menghadapi tantangan-tantangan modern, para pelaku dakwah juga perlu memperhatikan akhlak dan etika dalam penggunaan teknologi, agar pesan-pesan keagamaan yang disampaikan tetap sesuai dengan nilai-nilai Islam yang mulia.

Wallahu a’lam bish showab.

[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Widi Kusnadi