Oleh: Shobariyah Jamilah/Wartawan MINA
Setiap manusia tentunya pernah merasakan kejenuhan atas kesibukan dan kerutinan sehari-hari yang dihadapi. Seorang ibu yang setiap hari mengurus rumah tangga, Seorang bapak yang setiap hari sibuk mencari nafkah, Seorang anak setiap harinya sibuk dengan aktifitas menuntut ilmu di sekolah.
Dalam aktivitas sehari-hari ada satu kondisi dimana manusia merasa jenuh dan ingin “bebas” dari kerutinan dan ini merupakan fitrah manusia. Mendengar kata libur (rihlah) ini tidak hanya anak-anak saja yang merasakan kegembiraan pasti setiap orang juga merasakan kegembiraan untuk melepas beban dan stress yang dialaminya dengan berkumpul bersama keluarga, sahabat, dan sanak saudara.
Musim liburan sudah di depan mata. Masa yang penuh sukacita untuk mengembalikan kehangatan sebuah keluarga maupun mempererat pertemanan setelah disibukkan dengan aktivitas rutin dalam bekerja, belajar atau kuliah.
Saatnya kita mengambil waktu jeda untuk mengistirahatkan otak dan membuatnya segar kembali, merehatkan fisik untuk menjadikannya bugar kembali, menghidupkan ruhani untuk senantiasa hidup selalu.memanfaatkan waktu libur menurut Islam harus memperhatikan beberapa hal:
Baca Juga: Hari HAM Sedunia: Momentum Perjuangan Palestina
1. Mengatur investasi keuangan yang dimiliki tidak menghambur-hamburkan secara berlebihan dan boros
Liburan tidak harus berkunjung pada tempat – tempat mewah dan mahal, dengan menghabiskan uang untuk jalan-jalan dan berbelanja tapi liburan juga bisa dinikmati tanpa harus mengeluarkan uang atau mencari tempat-tempat yang asyik, hemat dan bermanfaat untuk bersantai bersama keluarga, sahabat dan saudara.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَءَاتِ ذَا ٱلْقُرْبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلْمِسْكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”. (QS. Al Isra: 26).
2. Sebagai sarana mengambil pelajaran
Baca Juga: Literasi tentang Palestina Muncul dari UIN Jakarta
Memilih waktu libur bermanfaat bagi anak diselingi dengan bermain sambil belajar. Setelah anak Bosan dengan kegiatan yang padat (belajar), maka anak akan merasa puas untuk bermain sehingga sering menghabiskan waktu libur untuk berwisata atau bermain bersama teman-temanya.
Sebagai orang tua kita harus berhati-hati untuk tidak terlalu memanjakan anak dengan luasnya waktu liburan. Berikan sesuai porsinya karna terlalu bayak bermain juga tidak baik untuknya. Anak akan menjadi malas dan melupakan tugasnya untuk belajar.
Memilih waktu libur yang bisa bermanfaat dan mendidik untuk anak dengan mengajaknya berwisata ke took buku sehingga menanamkan minat untuk membaca, mengajak bersantai dan menonton film edukasi untuk anak,berolahraga, berkumpul bersama keluarga di rumah, berlibur ke wisata-wisata dengan mengenalkan nilai-nilai peninggalan sejarah dan kebudayaan atau pada tempat-tempat alam bebas dengan mengenalkan dan mentadaburi kemahabesaran ciptaan Allah sehingga anak bisa mensyukuri dan bisa mengambil pelajaran.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
إِنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۚ وَإِن تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ
Baca Juga: Perang Mu’tah dan Awal Masuknya Islam ke Suriah
“Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.” (QS. Muhammad : 36).
Pada ayat tersebut Allah Subhanahu Wa Ta’ala menggunakan kata “innama” (hanyalah) untuk merendahkan urusan-urusan dunia dengan mengatakan bahwa hasil atau kesimpulan semua aktivitas dunia itu tidak lain hanyalah permainan dan sendau gurau belaka.
Imam Ibnu Katsir mengatakan hal itu berlaku bagi semua kegiatan manusia di dunia dengan kekecualian, yakni kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencari keridloaan Allah Swt. Kekecualian ini nampak dalam lanjutan ayat tersebut : “Jika kalian beriman dan bertakwa, maka Allah akan memberikan pahala kepada kalian. Artinya, segala aktivitas yang dibangun atas dasar keimanan termasuk iman kepada akhirat, dan ketakwaan sesuai dengan syari’at Allah, dan dalam rangka mencari keridloan Allah itu tidak termasuk dalam kehidupan hina.
Allah menegaskan bahwa diri-Nya Maha Kaya, yakni tidak meminta harta manusia sedikitpun. Dia hanya mewajibkan zakat dan menganjurkan shadakoh agar diberikan kepada saudara mereka yang faqir – miskin yang ini manfaatnya pun akan kembali kepada pemberi harta itu.
Baca Juga: Selamatkan Palestina, Sebuah Panggilan Kemanusiaan
3. Sarana untuk mentadaburi ciptaan-Nya
Allah tidak melarang hambanya untuk menikmati ciptaannya di hamparan bumi yang luas ini sepuas-puasnya namun Allah memberikan batasan-batasan sesuai syariat perintah-Nya dengan menjauhi larangannya dan untuk mentadaburi serta mensyukuri ciptaanNya yang telah diberikan kepada seluruh makhluk yang ada di dunia.
Berlibur tidak hanya untuk refresing atau menghibur diri serta berfoya-foya dengan menghabur-hamburkan harta, dalam islam makna untuk berwisata harus ada tujuan yang bermanfaat dengan menjadikannya sarana untuk meningkatkan beribadah kepada Allah dengan cara bersilaturrahim, mengambil pelajaran dan ilmu, bisa menjadikan sarana untuk berdakwah untuk oranglain dan Yang terakhir dari pemahaman wisata dalam Islam adalah safar untuk merenungi keindahan ciptaan Allah Ta’la.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
قُلْ سِيرُوا فِي الأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ بَدَأَ الْخَلْقَ ثُمَّ اللَّهُ يُنشِئُ النَّشْأَةَ الْآخِرَةَ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Ankabut: 20).
Baca Juga: Malu Kepada Allah
4. Meningkatkan Ibadah kepada Allah
Waktu liburan yang paling bermanfaat adalah dengan mencharge hati. Yaitu menambah porsi ibadah yang biasa telah kita lakukan. Bisa dengan menambah waktu shalat dhuha, tahajud, dan shalat sunat lainnya. Dapat pula mengisi waktu liburan dengan memperdalam pengatahuan agama dengan mempelajari hukum-hukum islam dan tauhid. Dan akan lebih baik lagi jika dapat menghafal Al-Qur’an pada masa liburan. Sehingga liburan tidak hanya bermanfaat, tapi juga dapat pahala yang berlipat.
5. Tidak mengunjungi tempat-tempat maksiat
Tidak diragukan lagi bahwa ajaran Islam melarang wisata ke tempat-tempat rusak yang terdapat minuman keras, perzinaan, berbagai kemaksiatan. Atau juga diharamkan safar untuk mengadakan perayaan bid’ah. Karena seorang muslim diperintahkan untuk menjauhi kemaksiatan maka jangan terjerumus (kedalamnya) dan jangan duduk dengan orang yang melakukan itu.
Baca Juga: Palestina Memanggilmu, Mari Bersatu Hapuskan Penjajahan
Manfaat Liburan Secara Psikologi
Secara psikologis, liburan merupakan kebutuhan yang sangat urgen dan berperan penting bagi timbulnya efek positif pada diri seorang . Banyak penelitian para ahli yang membuktikan manfaat liburan, baik bagi kesehatan, maupun keuntungan-keuntungan lainnya. Faktor psikologi lainnya dapat mendorong pemikiran yang kreatif, inovatif, dan lebih semangat.
Bagi para siswa, liburan merupakan sarana menghilangkan suasana yang penat, dan tidak menyenangkan dalam belajar. Pasalnya, siswa yang belajar dalam kondisi yang tidak menyenangkan, akan kesulitan mencerna pelajaran. Hal ini karena dalam memori otaknya sudah ada blocking emosi.
Peneliti telah menunjukkan liburan ternyata sangat dianjurkan oleh para dokter karena memiliki pengaruh terhadap peningkatan kesehatan dengan ketahanan stres, mereka yang berlibur mengalami peningkatan sebesar 29 persen. Sementara tingkat ketahanan stres para peserta yang bekerja turun hingga 71 persen.
Para ahli juga menemukan bahwa berlibur bisa menurunkan kadar glukosa darah, mengurangi risiko diabetes, memangkas lingkar pinggang, meningkatkan suasana hati dan energi, serta efek berkelanjutan selama setidaknya dua pekan, setelah kembali ke rumah.
Baca Juga: Korupsi, Virus Mematikan yang Hancurkan Masyarakat, Ini Pandangan Islam dan Dalilnya!
Menurut salah seorang ahli yang melakukan studi, psikoterapis Christine Webber, penurunan tekanan darah penting untuk mengurangi kemungkinan serangan stroke dan jantung. Sementara kualitas tidur yang lebih baik bagus untuk sistem kekebalan tubuh. (T/P010/R2)
(Dikutip dari berbagai sumber)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Inilah Tanda Orang Baik, Inspirasi dari Kisah Nabi Musa Belajar kepada Khidir