Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memasuki Pancaroba, Wilayah Indonesia Dilanda Banjir, Cuaca Ekstrem hingga Bencana Geologi

Ansaf Muarif Gunawan Editor : Widi Kusnadi - 41 menit yang lalu

41 menit yang lalu

0 Views

Kondisi ruas jalan terdampak pascabanjir di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (20/9/25). (Foto: BPBD Kabupaten Malang)

Jakarta, MINA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merangkum laporan kejadian bencana pada periode 20–21 September 2025. BNPB menyebut, memasuki musim peralihan, sejumlah wilayah Indonesia dilanda banjir, cuaca ekstrem, hingga bencana geologi.

“Banjir, gempa, hingga erupsi gunung api masih menjadi perhatian utama. Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan dan menyiapkan tas siaga bencana,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan resminya, Ahad (21/9).

Dari wilayah timur Indonesia, banjir terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, Sabtu (20/9). BNPB menjelaskan, hujan lebat membuat drainase tidak mampu menampung air hingga meluap ke permukiman warga dengan ketinggian mencapai 40–50 sentimeter. Sebanyak 179 jiwa atau 60 kepala keluarga terdampak, namun banjir kini sudah surut.

Sementara itu, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, banjir juga melanda akibat hujan deras sejak Jumat (19/9). Air sungai Sumbermanjing Wetan meluap membawa lumpur dan batang pohon.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Senin Ini Berawan, Sebagian Hujan Ringan

“Ada empat desa di dua kecamatan yang terdampak, dengan total 875 kepala keluarga,” jelas BPBD Kabupaten Malang. Warga bersama tim gabungan kini melakukan pembersihan lingkungan.

Di wilayah Jawa Barat, cuaca ekstrem berupa angin kencang melanda Kabupaten Bandung pada Jumat (19/9). Data BPBD mencatat 26 kepala keluarga terdampak, dengan 26 unit rumah rusak ringan dan satu gudang ikut rusak. Seorang warga mengaku kaget karena atap rumahnya terangkat angin, namun beruntung tidak ada korban jiwa.

Selain itu, gempa bumi magnitudo 3,8 mengguncang Kabupaten Sukabumi, Ahad (21/9) dini hari. Gempa berpusat di darat dengan kedalaman 8 km dan dirasakan hingga Pelabuhan Ratu serta beberapa kecamatan sekitarnya. BNPB melaporkan lima kepala keluarga terdampak akibat rumah rusak.

“Hingga pukul 06.30 WIB, BMKG mencatat sudah terjadi 30 kali gempa susulan,” terang Abdul Muhari.

Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Kategori Tidak Sehat, AQI Tembus 161

Bencana lainnya datang dari Nusa Tenggara Timur. Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur mengalami peningkatan aktivitas dan statusnya dinaikkan dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV). PVMBG menyatakan sejak Jumat (19/9) hingga Ahad pagi (21/9), gunung tersebut sudah meletus sebanyak 31 kali. Akibat erupsi, tiga bandara yakni Gewayantana Larantuka, Frans Seda Maumere, dan Haji Hasan Aroeboesman Ende ditutup sementara.

“Pola inflasi tubuh gunung menunjukkan suplai magma baru. Potensi erupsi eksplosif masih ada. Karena itu, masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 6 km dari kawah,” jelas PVMBG.

BNPB menegaskan, meski situasi bencana cukup dinamis, masyarakat diimbau tetap tenang, waspada, dan selalu mengikuti arahan pemerintah daerah. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Menag: Tradisi Berbagi Umat Islam Dapat Bantu 2 Juta Penduduk Miskin

Rekomendasi untuk Anda