Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Membangun Integritas melalui Puasa Ramadhan

Widi Kusnadi Editor : Zaenal Muttaqin - Jumat, 7 Maret 2025 - 08:08 WIB

Jumat, 7 Maret 2025 - 08:08 WIB

32 Views

DALAM kehidupan seseorang, membangun integritas sangatlah penting agar ia mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan benar serta dapat bekerja sama dengan orang lain.

Integritas mencerminkan karakter seseorang yang jujur, konsisten, dan dapat dipercaya. Ini adalah dasar dalam membangun hubungan yang sehat, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Integritas membantu menciptakan rasa saling percaya dan menghormati, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas komunikasi dan kerjasama.

Selain itu, seseorang dengan integritas cenderung membuat keputusan yang etis, menghindari perilaku yang merugikan, dan mampu menghadapi tantangan dengan keberanian mental, moral dan spiritual yang baik.

Baca Juga: Mempertahankan Kefitrahan Manusia

Dalam jangka panjang, integritas menjadi aset yang sangat berharga dalam mencapai kesuksesan yang berkelanjutan, baik di dunia maupun akhirat.

Puasa Ramadhan adalah salah satu ibadah utama dalam Islam yang tidak hanya berfungsi sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai sarana pembentukan integritas diri.

Melalui puasa, umat Islam diajarkan untuk berdisiplin, menahan hawa nafsu, dan bertanggung jawab, baik kepada Allah Ta’ala maupun kepada sesama manusia.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

Baca Juga: 10 Sebab Kenapa Amerika Sering Bantu Israel

يَا أَيُهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمْ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

Rasulullah SAW juga bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالَعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ (رواه البخارى)

Baca Juga: Masjid Agung Jawa Tengah, Perpaduan Arsitektur Jawa, Arab, dan Eropa

“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak membutuhkan dia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari No. 1903)

Para ulama menjelaskan bahwa puasa bukan hanya menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri pada siang hari, tetapi juga menahan diri dari segala bentuk perilaku yang merusak, seperti dusta, ghibah, dan maksiat.

Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menekankan bahwa hakikat puasa adalah latihan spiritual untuk menyucikan jiwa dan meningkatkan kualitas hubungan manusia dengan Allah SWT.

Ibn Qayyim Al-Jauziyah menambahkan bahwa puasa melatih manusia untuk menjaga amanah, karena hanya Allah yang tahu apakah seseorang benar-benar berpuasa. Hal ini menciptakan sifat kejujuran dan tanggung jawab dalam diri seorang mukmin.

Baca Juga: 12 Faktor, Fakta dan Data Kehancuran Israel

Relevansi Puasa dalam Membentuk Integritas di Masa Kini

Dalam konteks saat ini, tantangan kehidupan semakin kompleks, termasuk godaan untuk berperilaku tidak jujur, seperti korupsi, manipulasi, atau pelanggaran etika.

Puasa dapat menjadi media untuk menginternalisasi nilai-nilai integritas seperti:

Kejujuran dalam Perilaku: Puasa mengajarkan untuk bersikap jujur, bahkan ketika tidak ada yang melihat, karena kesadaran akan pengawasan Allah SWT.

Baca Juga: 10 Daftar Kejahatan Amerika dan Israel Terhadap Palestina

Jujur dalam perilaku mencerminkan integritas seseorang. Ia tidak mudah tergoda dengan rayuan dan kenikmatan sesaat.

Jika seseorang mampu jujur dalam perilaku, maka ia akan memiliki kreidbilitas yang baik di masyarakat.

Pengendalian Diri: Kemampuan menahan nafsu selama puasa membantu seseorang untuk bersikap sabar dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan.

Pengendalian diri menjadi kunci utama agar manusia selamat dari bahaya dan penderitaan karena keinginan hawa nafsunya.

Baca Juga: Melanjutkan Amal Profesional di Bulan Syawwal

Disiplin dan Konsistensi: Jadwal puasa yang ketat melatih seseorang untuk konsisten dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Dengan disiplin dan konsistensi, maka keberhasilan akan daat diraih, kesuksesan akan dapat dicapai.

Puasa Ramadhan adalah momentum untuk memperbaiki diri dan membentuk karakter yang berintegritas. Dengan mempraktikkan nilai-nilai yang diajarkan selama puasa, seorang muslim dapat menjadi individu yang lebih bertakwa dan berkontribusi positif dalam masyarakat. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Ketupat, Apa Artinya?

Rekomendasi untuk Anda

Kata Mereka
Kata Mereka
MINA Health
MINA Preneur
man holding incandescent bulb
Indonesia
Khutbah Jumat