PENDIDIKAN bukan hanya soal transfer ilmu pengetahuan, melainkan juga pembentukan karakter. Sejak dini, anak-anak belajar bukan hanya dari buku pelajaran, tapi juga dari contoh yang mereka lihat di rumah dan di sekolah. Karakter mulia seperti jujur, tangguh, peduli, dan bertanggung jawab harus ditanamkan secara sadar dalam proses pendidikan.
Orang tua memiliki peran utama dalam membangun karakter anak. Rumah adalah sekolah pertama, dan orang tua adalah guru pertama. Nilai-nilai seperti kejujuran, kedisiplinan, dan rasa hormat perlu diperlihatkan dalam keseharian. Anak-anak belajar lebih banyak dari tindakan orang tua ketimbang dari nasihat yang hanya diucapkan.
Guru, sebagai perpanjangan tangan pendidikan karakter di sekolah, juga memegang peranan krusial. Pendidikan karakter tidak cukup disisipkan dalam pelajaran tertentu saja, tetapi perlu mewarnai seluruh suasana pembelajaran. Sikap guru yang adil, sabar, dan penuh empati menjadi teladan hidup yang akan diingat murid hingga dewasa.
Pendidikan karakter harus dilakukan secara konsisten. Tidak cukup sekali-dua kali menasihati, melainkan harus diulang, diperkuat, dan diterapkan dalam berbagai situasi nyata. Misalnya, mengajarkan pentingnya menepati janji dengan benar-benar menepati janji kepada anak atau siswa, sekecil apa pun janji itu.
Baca Juga: Tim Riset MAN 13 Jakarta Sabet Emas Jakarta International Science Fair 2025
Penting juga bagi orang tua dan guru untuk memahami karakter anak satu per satu. Setiap anak unik. Ada yang membutuhkan dorongan lebih dalam hal keberanian, ada pula yang perlu diarahkan dalam hal kejujuran. Pendekatan yang sesuai dengan kepribadian anak akan membuat pendidikan karakter lebih efektif dan membekas.
Dalam membangun karakter, apresiasi sangat penting. Ketika anak melakukan tindakan baik, sekecil apa pun, berikan penghargaan, baik berupa pujian tulus maupun hadiah sederhana. Apresiasi memperkuat perilaku baik dan menumbuhkan motivasi intrinsik dalam diri anak.
Namun, membangun karakter juga menuntut ketegasan. Jika anak melakukan kesalahan, perlu ada konsekuensi yang jelas. Bukan untuk menghukum dengan marah, tetapi untuk mengajarkan bahwa setiap tindakan memiliki akibat. Ini mengajarkan anak bertanggung jawab atas pilihannya.
Salah satu nilai karakter penting adalah empati. Anak perlu diajarkan untuk peduli terhadap perasaan orang lain. Orang tua dan guru dapat melatih empati dengan membiasakan anak mendengarkan teman, berbagi, dan menolong orang lain dalam kesulitan.
Baca Juga: Mendikdasmen Tegaskan Pentingnya Penggunaan Bahasa Indonesia sebagai Bentuk Kedaulatan Bangsa
Pendidikan karakter tidak hanya terjadi di dalam ruang kelas atau rumah, melainkan juga melalui pengalaman langsung di lingkungan sekitar. Ajak anak mengikuti kegiatan sosial, program lingkungan, atau kegiatan gotong royong agar mereka mengalami langsung pentingnya kontribusi positif kepada masyarakat.
Teknologi juga berperan dalam membentuk karakter generasi sekarang. Orang tua dan guru harus mengawasi dan membimbing penggunaan gawai dan internet, mengajarkan nilai-nilai seperti etika digital, kejujuran dalam informasi, serta penggunaan media sosial dengan bertanggung jawab.
Penting untuk membangun budaya dialog dalam keluarga dan sekolah. Anak-anak harus merasa aman untuk mengungkapkan pendapat, bertanya, bahkan berbeda pendapat. Melalui dialog yang sehat, mereka belajar menghargai perbedaan dan berpikir kritis tanpa kehilangan sopan santun.
Pendidikan karakter tidak akan berhasil tanpa kesabaran. Membentuk karakter adalah proses jangka panjang yang penuh tantangan. Ada kalanya anak tampak mundur atau membangkang, namun dengan kesabaran, doa, dan konsistensi, fondasi karakter yang kuat akan tumbuh di dalam dirinya.
Baca Juga: Forum Guru Motivator Penggerak Literasi Provinsi Lampung Kerja Sama Literasi Dengan ITERA
Selain itu, penting bagi orang tua dan guru untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Dunia terus berubah, tantangan moral pun bertambah. Orang tua dan guru perlu memperbarui wawasan tentang pendidikan karakter, membaca buku, mengikuti seminar, dan berdiskusi dengan komunitas yang sejalan.
Pada akhirnya, pendidikan karakter adalah investasi terbesar dalam kehidupan anak-anak. Mereka mungkin lupa rumus matematika tertentu atau tanggal sejarah tertentu, tetapi karakter baik yang mereka miliki akan menjadi bekal seumur hidup, membentuk mereka menjadi pribadi yang bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, bangsa, dan agama.
Membangun karakter melalui pendidikan bukan pekerjaan instan. Ini adalah perjalanan panjang yang harus dilakukan dengan penuh kesadaran, kasih sayang, dan keteladanan. Dengan peran aktif orang tua dan guru, kita dapat melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Forum Guru Motivator Penggerak Literasi Lampung MoU dengan Universitas Teknokrat Indonesia