Membantah Al-Hadlaq, Pendukung Israel yang Bicara Tanpa Ilmu

sedang melakukan kejahatan-kejahatan brutal di Jerusalem dan Gaza.Di Tanah . Korban makin banyak berjatuhan.  Kecaman pada Israel makin marak di berbagai penjuru dunia.

Dalam situasi seperti ini diedarkan kmbali video membela Israel  dari Abdullah Saad yang membuat pernyataan kontroversial pada November 2017 dalam sebuah wawancara di saluran televisi Alrai, Kuwait.

Al-Haalaq adalah sosok penulis kontroversial di Kuwait.

Pada 2018, dia pernah dipenjara selama 3 tahun karena ujaran bernada SARA di media sosial. Beberapa waktu lalu, dia juga menyerukan negaranya, Kuwait untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

Al-Hadlaq secara tegas mengatakan bahwa entitas Israel adalah sebuah realitas, sebuah negara merdeka yang berdaulat. Negara-negara yang cinta damai, cinta demokrasi. Sedangkan negara-negara yang tidak mengakuinya adalah tiran dan penindas, misalnya Korea Utara.

Israel memiliki pusat saintifik yang tidak dimiliki oleh negara arab manapun. Jadi, Israel adalah sebuah negara, bukan organisasi teroris.

Menurut Al Hadlaq, Israel adalah sebuah negara merdeka yang sah, diakui oleh PBB. Pernyataan yang mengatakan bahwa Israel adalah negara perampok dapat dibantah, baik dari segi agama maupun politik. Al Quran 5:21 membuktikan bahwa Israel memiliki hak atas Tanah Suci (Al Quds). Allah menentukan tanah itu bagi mereka dan mereka tidak mencurinya. Sedangkan entitas perampok adalah mereka yang datang ke sana sebelum Israel.

Dia menyatakan mengakui Israel sebagai sebuah negara nyata. Tidak ada pendudukan (occupation), mereka adalah orang-orang yang kembali ke tanah perjanjian. Sejarah mereka sudah sangat lama, sebelum Islam muncul. Karena itu kita sebagai muslim harus mengakui bahwa Israel memilik hak atas tanah itu dan mereka tidak merampoknya. Orang yang berpikir bahwa Israel merampok tanah itu masih berpikir dengan cara lama di era 1950an dan sebelumnya. Ketika negara Israel berdiri tahun 1948, tidak ada yang namanya negara Palestina.

Pernyataan Al-Hadlaq ini memang sudah lama disampaikan, tepatnya pada 22 November 2017. Videonya sudah banyak beredar dan mendapatkan reaksi keras dari banyak pihak, tidak saja umat Islam apalagi rakyat Palestina, melainkan juga dari aktivis pro Palestina dari berbagai kalangan. Al-Hadlaq dicemoh sebagai seorang bodoh, pengkhianat, agen Zionis, dan duta besar Israel untuk dunia Arab.

Hari ini, video wawancara Al-Hadlaq di Alrai Tv itu kembali beredar di saat tentara Zionis Yahudi membombardir Gaza. Kali ini narasi yang dibangun oleh penyebar video Al-Hadlaq adalah bahwa Zionis Yahudi berhak untuk membela diri dari serangan Hamas yang distigma sebagai organisasi teroris. Sebuah narasi usang yang sarat dengan muatan politis dan kepentingan ekonomi. Persis sama bodohnya dengan yang membuat pernyataan.

Oleh karena itu, penting untuk sekali lagi membantah pernyataan Al-Hadlaq agar publik tidak disesatkan dengan narasi-narasi usang pro kedzaliman Zionis Yahudi atas tanah dan bangsa Palestina. Bersama ini Aqsa Working Group sebagai lembaga yang giat melakukan aktifitas pembelaan terhadap bangsa Palestina dan pembebasan Masjid Al Aqsa menyampaikan hal-hal sebagai berikut:

Al-Hadlaq memutar balikkan penafsiran Al Quran surat Al Maidah ayat 21; “Wahai kaumku. Masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang yang rugi”. Ayat ini memang ucapan Nabi Musa kepada kaumnya, bangsa Yahudi. Tetapi bukan Yahudi yang membangkang dan ingkar pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Melainkan umat Nabi Musa, Yahudi yang taat pada Allah Ta’ala.

Bahwa Israel diakui PBB bukan berarti negara Israel benar dan sah. PBB dalam hal ini, pada masa Nakba antara 1947-1949 meligitmasi perampasan wilayah yang dilakukan secara sistematis oleh Zionis Yahudi dengan bantuan Inggris, Amerika, dan lain sebagainya. Terbukti hari ini, mayoritas negara anggota PBB mengakui keberadaan Negara Palestina. Hanya saja untuk menjadi anggota PBB belum bisa karena Amerika mengambil hak vetonya atas upaya ini.

Pada dasarnya, Al-Hadlaq buta sejarah atau tidak mau membaca sejarah. Orang-orang Zionis Yahudi adalah pendatang ke Palestina, hanya berbekal selembar surat dari Balfour. Surat yang dianggap sebagai akta penyerahan wilayah, padahal surat itu dikeluarkan oleh pihak yang tidak memilik hak atas tanah Palestina sama sekali. Bangsa Palestina sudah tinggal di Palestina sejak ribuan tahun yang lalu. Merekalah pemilik sah atas wilayah Palestina. Apa yang dilakukan kelompok perlawanan di Gaza dan seluruh Palestina adalah usaha mereka untuk mempertahankan tanah mereka dan Masjid Al Aqsa dari tangan penjajah Zionis Israel.

Pernyataan bahwa Negara yang tidak mengakui Israel sebagai negara yang sah adalah negara tirani dan penindas adalah sangat gegabah tidak beralasan. Ada 32 negara di dunia yang tidak mengakui keberadaan Israel, termasuk Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, Pakistan, dan lain-lain.

Tentang klaim bahwa Israel sudah ada sebelum Islam, ini lebih salah lagi. Islam sudah ada sebelum Israel ada. Dalam Al Qur’an Allah menjelaskan bahwa Islam sudah ada sejak Allah mengutus Rasul-Nya, sebagaimana Al Qur’an Surat Asy Syura ayat 13: Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu:

Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).

Allah menggambarkan orang seperti Al-Hadlaq adalah orang yang tidak berilmu sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an surat Ali Imran ayat 65-66: Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim.

Apakah kamu tidak berpikir (65). Wahai Ahli Kitab, mengapa kamu berdebat tentang agama Ibrahim -‘alaihissalām-? Orang Yahudi mengklaim bahwa Ibrahim adalah seorang penganut Yahudi. Dan orang Nasrani mengklaim bahwa Ibrahim adalah seorang penganut Nasrani. Sedangkan kamu tahu bahwa agama Yahudi dan Nasrani baru muncul jauh setelah Ibrahim meninggal dunia. Tidakkah kalian berpikir tentang kelirunya ucapan kalian dan salahnya anggapan kalian? (66)

Umat Islam dan seluruh elemen masyarakat yang menjunjung nilai kemanusiaan anti penjajahan, hendaknya tidak terpengaruh dengan apa yang disampaikan Abdullah Saad Al-Hadlaq, yang kembali disebarkan belakangan ini. Penyebaran ulang video Al-Hadlaq saat bangsa Palestina berjuang melawan kedzaliman Zionis, adalah tidak lebih dari upaya licik pendukung Zionis Yahudi untuk mengalihkan perhatian dan meredam semangat pembelaan terhadap Palestina dan Al Aqsa. (R/R7/P2)

Sumber : Aqsa Working Group

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.