Alhamdulillah, hari ini kita semua masih dapat melaksanakan ibadah shalat Jumat dalam keadaan aman. Salah satu nikmat terbesar yang Allah karuniakan kepada manusia adalah nikmat aman. Apa gunanya kehidupan ini apabila keamanan dalam masyarakat tidak kita rasakan.
Percuma kita memiliki banyak harta, bila di negeri ini dalam keadaan rusuh dan suasana peperangan. Jadi, agar negeri kita tetap aman dan tenteram, mari kita jaga bersama suasana persatuan dan persaudaraan.
Hadirin jamaah shalat Jumat Rahimakumullah,
Hajatan nasional yang sangat menentukan perjalanan bangsa yaitu pilpres dan pileg secara serentak sudah di depan mata. Dalam beberapa bulan depan, kita akan memilih pemimpin untuk lima tahun ke depan.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menggapai Syahid di Jalan Allah Ta’ala
Dalam suasana seperti ini, penting sekali untuk saling mengingatkan agar sebagai sesama komponen bangsa, kita terus memelihara semangat persaudaraan dan semangat kerukunan. Berbeda pilihan boleh, berbeda pandangan politik wajar. Namun yang paling penting adalah bagaimana tetap menjaga toleransi, kebersamaan dan semangat saling menghormati dalam perbedaan itu.
Semua unsur masyarakat, baik itu para pejabat struktural pemerintah, TNI, Polri, ormas, media dan masyarakat sipil mesti memberikan andil untuk menjaga suasana masyarakat yang tenang, guyup dan kondusif.
Menjaga ruang publik agar tetap mencerahkan dan mendinginkan suasana, jauh dari provokasi yang memecah belah masyarakat menjadi agenda penting dan sangat dibutuhkan masyarakat saat ini.
Para tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, apalagi alim ulama tidak selayaknya ikut terseret dalam perkotak-kotakkan dan perkubuan dalam pilihan politik. Mereka harus senantiasa berada di tengah-tengah ummat, mendampingi masyarakat di kala suasana politik semakin menghangat.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Mempersiapkan Generasi Pembebas Masjid Al-Aqsa
Memang, setiap warga negara memiliki hak untuk ikut dalam kancah politik. Namun demikian, mereka harus tetap mengedepankan semangat persatuan dan persaudaraan. Pilihan dan perjuangan politik tidak boleh menggunakan cara-cara kotor, keji, fitnah, adu domba, menyebarkan berita bohong, dan ujaran kebencian yang itu semua merusak tali persaudaraan dan persatuan.
Lantas bagaimana jika kita melihat hal itu di tengah-tengah masyarakat? Tentu kita tidak ikut menyebarkan berita bohong itu, menegur dan mengingatkan mereka, dan jangan memilih pemimpin yang bersama mereka. Jika dalam mencari simpati masyarakat saja mereka menggunakan cara-cara kotor, sudah tentu kalau mendapat amanat, ia pasti akan berkhianat.
Hadirin jamaah Jumat yang berbahagia
Hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah, masalah bangsa ini bukan hanya sekadar pilpres dan pileg. Bangsa Indonesia memiliki masalah serius yang lain: korupsi, ketimpangan pendidikan dan pembangunan, pengentasan kemiskinan, kebakaran hutan, penguasaan tanah dan lahan oleh cukong-cukong asing yang hanya ingin mengeruk kekayaan alam Indonesia, penanganan bencana, dan sederet masalah lainnya yang perlu mendapat perhatian serius.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Jalan Mendaki Menuju Ridha Ilahi
Jangan sampai karena hiruk-pikuk penyelenggaraan pesta demokrasi ini, kita menjadi abai terhadap masalah-masalah tersebut. Jangan sampai karena terlalu bersemangat mendiskusikan suksesi kepemimpinan nasional, tapi kita abai terhadap persoalan-persoalan bangsa tersebut.
Di tahun 2018, bangsa Indonesia tak henti-henti dirundung musibah bencana alam dan bencana sosial. Dari gunung meletus, gempa bumi, terorisme hingga tsunami silih berganti melanda negeri tercinta ini. Tentu saja, bencana itu menjadi perhatian kita semua yang selanjutnya kita berusaha mengantisipasinya dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Kuasa karena hanya Dialah yang mampu menahan setiap bala dan bencana.
Penyelesaian rekonstruksi pasca bencana, persiapan dini (mitigasi) bencana, penanganan trauma dan pemulihan harapan dan optimisme para korban (manufacturing hopes) masih menjadi pekerjaan yang harus diselesaikan pada saat ini.
Akhirnya, memilih pemimpin memang merupakan hal utama karena di tangan pemimpin yang amanah, persoalan bangsa akan teratasi, sebaliknya jika pemimpin negeri ini tunduk pada kekuatan asing, tersandra oleh hutangnya kepada para pengusaha, tentu ia tidak akan meksimal menyelesaikan persoalan bangsa.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Akhir Kehancuran Negara Zionis
Akan tetapi, marilah kita bijak dan menempatkan sesuatu sesuai dengan porsinya, jangan sampai pilpres dan pileg ini merusak persatuan dan persaudaraan. Persoalan Bangsa ini akan dapat teratasi jika rakyatnya bersatu, saling bahu membahu, bekerja sama dan saling melengkapi.
Semoga Allah karunikan pemimpin negeri ini yang amanah dan masyarakatnya bersatu, bersaudara dan mampu bekerja sama mengatasi persoalan bangsa.
(A/P2/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memberantas Miras Menurut Syariat Islam
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyongsong Bulan Solidaritas Palestina