Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memilih Dipecat, Pria Muslim Swedia Menolak Berjabat Tangan Dengan Wanita

Rudi Hendrik - Sabtu, 23 Juli 2016 - 18:58 WIB

Sabtu, 23 Juli 2016 - 18:58 WIB

526 Views

Helsinborg, 18 Syawal 1437/23 Juli 2016 (MINA) – Seorang pria Muslim yang bekerja untuk pemerintah kota Helsinborg, Swedia Selatan, memilih dipecat dari pada harus berjabat tangan dengan seorang wanita selain mahram yang mana hal ini menjadi larangan dalam Islam.

Atasannya mengatakan keputusan tidak berjabat tangan dengan wanita bertentangan dengan kebijakan pemerintahnya, oleh karenanya dia dipecat.

“Kami mendukung kesetaraan,” dalih anggota dewan Liberal Maria Winberg.

Menolak memberikan nama, pria tersebut mengatakan kepada media lokal, “Saya tidak mengerti kenapa orang memberikan pengecualian kepada saya yang menyapa mereka dengan tangan di hati saya.”

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

“Saya seorang yang beragama dan saya berusaha menjalankan ajaran agama saya. Ini bukan tentang pria yang tidak mau menjabat tangan wanita, karena banyak juga wanita yang tidak mau menjabat tangan pria,” tambahnya.

Namun, Maria yang bertanggung jawab dalam kebijakan HRD tempatnya bekerja mengatakan, “Rekan kerja wanita merasa didiskriminasikan dengan perlakuan pria itu.”

Kasus ini dibawa ke hukum oleh Anti Diskriminasi Malmo (Malmö Against Discrimination), dan Pengadilan Negeri Lund akan mengadakan dengar kasus ini pada masa mendatang meskipun belum memutuskan.

“Situasi seperti ini akan menjadi lebih umum, dan ini sangat baik bahwa kasus tersebut dibawa ke pengadilan,” kata Maria senang.

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

Ini bukan kali pertama pria menjabat menolak tangan. Seorang anggota terkemuka dari Partai Hijau, yang duduk dalam pemerintahan koalisi, dipaksa keluar dari jabatannya setelah diketahui bahwa ia menolak untuk berjabat tangan dengan perempuan.

Bulan lalu, polisi di Skåne mendukung seorang penjaga perbatasan yang juga melakukan hal yang sama. Keputusan mereka disalahartikan sebagai diskriminasi terhadap perempuan. (T/R04/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Preneur
MINA Health
Palestina