Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memilih Pemimpin dalam Islam

Bahron Ansori Editor : Rudi Hendrik - 20 detik yang lalu

20 detik yang lalu

0 Views

Pemimpin memiliki peran penting dalam membangun kesejahteraan umat (foto: ig)

Pemimpin dalam pandangan Islam adalah masalah krusial dan menjadi hal yang tak terpisahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Karena itu, Islam memberikan perhatian besar terhadap urusan kepemimpinan karena pemimpin memiliki peran strategis dalam menjaga agama, melindungi umat, dan menegakkan keadilan. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تُؤَدُّواْ ٱلۡأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهۡلِهَا وَإِذَا حَكَمۡتُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحۡكُمُواْ بِٱلۡعَدۡلِۚ

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.” (QS. An-Nisa: 58). Ayat ini menekankan pentingnya menempatkan urusan umat kepada orang yang amanah, termasuk dalam memilih pemimpin.

Kepemimpinan dalam Islam bukan sekadar jabatan, melainkan amanah yang harus dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-12] Tinggalkan yang Tidak Bermanfaat

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menunjukkan pentingnya pemimpin bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat (umat), sehingga memilih pemimpin adalah tanggung jawab bersama.

Islam juga menetapkan sejumlah kriteria bagi seorang pemimpin, di antaranya adalah keimanan, keadilan, dan kemampuan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

وَلَا تَرۡكَنُوٓاْ إِلَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ فَتَمَسَّكُمُ ٱلنَّارُ

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-11] Ragu-ragu Mundur!

“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim, yang menyebabkan kamu disentuh api neraka.” (QS. Hud: 113). Ayat ini mengingatkan umat untuk tidak memilih pemimpin yang zalim. Imam Al-Mawardi dalam Al-Ahkam As-Sulthaniyyah menekankan bahwa pemimpin harus memiliki integritas moral dan kecakapan dalam menjalankan tugas.

Pemimpin yang saleh akan membawa keberkahan bagi umat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِذَا صَلَحَتِ الرَّعِيَّةُ صَلَحَتِ الْإِمَارَةُ

“Apabila rakyatnya baik, maka kepemimpinannya pun akan menjadi baik.” (HR. Thabrani). Para ulama menafsirkan bahwa kebaikan umat bermula dari kebijakan pemimpin yang adil dan berlandaskan syariat.

Baca Juga: Muasal Slogan ”Al-Aqsa Haqquna”

Dalam sejarah Islam, proses memilih pemimpin telah dicontohkan pada masa Khulafaur Rasyidin. Khalifah Abu Bakar r.a. dipilih melalui musyawarah para sahabat. Allah berfirman,

وَأَمۡرُهُمۡ شُورَىٰ بَيۡنَهُمۡ

“Dan urusan mereka diputuskan dengan musyawarah di antara mereka.” (QS. Asy-Syura: 38). Prinsip syura atau musyawarah ini menjadi dasar dalam memilih pemimpin, yaitu melibatkan tokoh masyarakat dan umat untuk menghasilkan keputusan terbaik.

Islam melarang memilih pemimpin yang tidak memiliki kapasitas. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Baca Juga: Enam Prinsip Pendidikan Islam

إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ

“Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.” (HR. Bukhari). Oleh karena itu, kompetensi adalah syarat mutlak dalam memilih pemimpin, baik dalam aspek agama maupun manajerial.

Memilih pemimpin adalah tanggung jawab kolektif umat. Imam Ibn Taymiyyah dalam Majmu’ Al-Fatawa menyebutkan bahwa memilih pemimpin adalah salah satu kewajiban terbesar dalam Islam karena keberlangsungan agama dan dunia bergantung padanya.

Salah memilih pemimpin dapat menyebabkan kezaliman dan kerusakan. Allah berfirman,

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-10] Makanan dari Rezeki yang Halal

وَكَذَٰلِكَ نُوَلِّي بَعۡضَ ٱلظَّـٰلِمِينَ بَعۡضَۢا بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ

“Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang yang zalim menjadi pemimpin bagi sebagian yang lain, disebabkan apa yang mereka usahakan.” (QS. Al-An’am: 129). Ayat ini menjadi peringatan bahwa ketidakpedulian umat dalam memilih pemimpin yang adil akan membawa petaka.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah pemimpin yang sempurna, menggabungkan sifat adil, kasih sayang, dan keberanian. Allah berfirman,

لَقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan

“Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu.” (QS. Al-Ahzab: 21). Pemimpin ideal harus meneladani akhlak dan kebijaksanaan Rasulullah dalam memimpin umat.

Pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban yang besar di akhirat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

“Imam (pemimpin) itu laksana perisai; umat berperang di belakangnya dan berlindung dengannya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hal ini menunjukkan betapa beratnya amanah seorang pemimpin, sehingga memilih pemimpin tidak boleh dianggap remeh.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya

Memilih pemimpin dalam Islam adalah bagian dari ibadah yang berlandaskan syariat. Kriteria keimanan, keadilan, dan kompetensi harus menjadi pedoman utama. Umat Islam perlu memahami tanggung jawab ini dengan baik agar tercipta masyarakat yang makmur dan diridhai Allah. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam,

خِيَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ

“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian cintai dan mereka mencintai kalian.” (HR. Muslim). Wallahu a’lam bish-shawab.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Indonesia
Kolom
Kolom