Mempelajari Bahasa Arab Dalam Perspektif Syariah oleh Imaamul Muslimin

Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur. Photo By : Hadis/MINA

Oleh: Imaamul Muslimin, KH. Yakhsyallah Mansur, MA.

بسم الله الرحمن الرحيم

Al-Qur’an dan

إِنَّآ أَنْزَلْنٰهُ قُرْءٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ (يوسف [١٢]: ٢

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Quran dengan berbahasa , agar kamu memahaminya.” (Q.S. Yusuf (12): 2)

وَكَذٰلِكَ أَنْزَلْنٰهُ حُكْمًا عَرَبِيًّا ۚ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَآءَهُمْ بَعْدَ مَا جَآءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّـهِ مِنْ وَّلِىٍّ وَّلَا وَاقٍ (الرّعد [١٣]: ٣٧

“Dan demikianlah, Kami telah menurunkan itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.” (Q.S. Ar-Ra’du (13): 37)

وَكَذٰلِكَ أَنْزَلْنٰهُ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا وَّصَرَّفْنَا فِيْهِ مِنَ الْوَعِيْدِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ أَوْ يُحْدِثُ لَهُمْ ذِكْرًا (طٰهٰ [٢٠]: ١١٣

“Dan demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.” (Q.S. Thaahaa (20): 113)

قُرْءَانًا عَرَبِيًّا غَيْرَ ذِيْ عِوَجٍ لَّعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ (الزّمر [٣٩]: ٢٨

“(Ialah) Al Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa.” (Q.S. Az-Zumar (39): 28)

كِتٰبٌ فُصِّلَتْ ءَايٰتُهُۥ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا لِّقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ (فصّلت [٤١]: ٣

“Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui.” (Q.S. Fushilat (41): 3)

وَكَذٰلِكَ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا لِّتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَىٰ وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنْذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيْهِ ۚ فَرِيْقٌ فِى الْجَنَّةِ وَفَرِيْقٌ فِى السَّعِيْرِ (الشّورٰى [٤٢]: ٧

“Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al-Quran dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam.” (Q.S. Asy-Syura (42): 7)

إِنَّا جَعَلْنٰهُ قُرْءٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ (الزّخرف [٤٣]: ٣

“Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya).” (Q.S. Az-Zukhruf (43): 3)

وَمِنْ قَبْلِهِۦ كِتٰبُ مُوْسَىٰٓ إِمَامًا وَّرَحْمَةً ۚ وَهٰذَا كِتٰبٌ مُّصَدِّقٌ لِّسَانًا عَرَبِيًّا لِّيُنْذِرَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا۟ وَبُشْرَىٰ لِلْمُحْسِنِيْنَ (الأحقاف [٤٦]: ١٢

“Dan sebelum Al Quran itu telah ada kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat. Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang membenarkannya dalam bahasa Arab untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al-Ahqaaf (46): 12)

Berdasarkan ayat-ayat di atas, Al Qur’an dan Bahasa Arab merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya memiliki hubungan yang sangat erat, dimana bahasa Al Qur’an adalah bahasa Arab. Hal ini telah Allah Subhanahu Wa Ta’ala tegaskan di dalam firman-Nya yang berbunyi: “Dan demikianlah Kami wahyukan (Al Qur’an) kepadamu dalam bahasa Arab”. (Q.S. Asy Syura’ [42]: 7).

Maka untuk bisa menguasai isi Al Qur’an, seseorang harus mengetahui bahasa Arab dengan baik. Dengan mempelajari Al Qur’an inilah seorang muslim bisa mengetahui tentang hukum-hukum mengenai sholat, zakat, do’a, dan amalan-amalan ibadah lainnya yang bisa menjadi media untuk berkomunikasi dengan Rabb-Nya.

Dalam kenyataannya, selain sebagai alat komunikasi dengan sesama manusia, bahasa Arab juga merupakan alat komunikasi antara manusia dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang terwujud dalam bentuk sholat, do’a dan dzikir. Kemudian dengan adanya perkembangan zaman, munculah bahasa Arab sebagai bahasa yang diakui oleh dunia Internasional. Bahkan bahasa Arab dijadikan bahasa resmi oleh sebagian negara-negara di dunia khususnya yang berada di kawasan Timur Tengah. Selain itu negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam seperti Indonesia pun secara tidak langsung turut menyebarluaskan bahasa Arab.

Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai lembaga pendidikan Islam baik formal maupun non formal di Indonesia yang mengajarkan bahasa Arab.

Sebagian orang menganggap bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang sulit dipelajari. Sebenarnya hal ini tidaklah terjadi apabila seorang yang ingin belajar bahasa Arab itu memiliki semangat yang tinggi. Karena semangat yang tinggi sangatlah diperlukan ketika akan mempelajari bahasa Arab.

Perlu diketahui juga bahawa seorang yang mempelajari bahasa Arab dengan niat yang benar akan mendapatkan beberapa keuntungan di antaranya: Seorang yang mempelajari bahasa Arab insya Allah akan mendapatkan pahala dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena dia telah mempelajari bahasa Al Qur’an.

إِنَّآ أَنْزَلْنٰهُ قُرْءٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ (يوسف [١٢]: ٢

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (Q.S. Yusuf (12): 2)

Ibnu Katsir berkata ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 2 di atas: “Yang demikian itu (bahwa Al Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab) karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas, dan maknanya lebih mengena lagi cocok untuk jiwa manusia. Oleh karena itu kitab yang paling mulia (yaitu Al Qur’an) diturunkan kepada rasul yang paling mulia (yaitu: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam), dengan bahasa yang termulia (yaitu Bahasa Arab), melalui perantara malaikat yang paling mulia (yaitu malaikat Jibril Alaihis Salam), ditambah kitab inipun diturunkan pada dataran yang paling mulia di atas muka bumi (yaitu tanah Arab), serta awal turunnya pun pada bulan yang paling mulia (yaitu Ramadhan), sehingga Al Qur’an menjadi sempurna dari segala sisi.” (Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir surat Yusuf)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Sesungguhnya ketika Allah menurunkan kitab-Nya dan menjadikan Rasul-Nya sebagai penyampai risalah (Al-Kitab) dan Al-Hikmah (As-Sunnah), serta menjadikan generasi awal agama ini berkomunikasi dengan bahasa Arab, maka tidak ada jalan lain dalam memahami dan mengetahui ajaran Islam kecuali dengan bahasa Arab. Oleh karena itu, memahami bahasa Arab merupakan bagian dari agama. Keterbiasaan berkomunikasi dengan bahasa Arab mempermudah kaum muslimin memahami agama Allah dan menegakkan syi’ar-syi’ar agama ini, serta memudahkan dalam mencontoh generasi awal dari kaum Muhajirin dan Anshar dalam keseluruhan perkara mereka.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim)

Syaikh Utsaimin pernah ditanya: “Bolehkah seorang penuntut ilmu mempelajari bahasa Inggris untuk membantu dakwah?” Beliau menjawab: “Aku berpendapat, mempelajari bahasa Inggris tidak diragukan lagi merupakan sebuah sarana. Bahasa Inggris menjadi sarana yang baik jika digunakan untuk tujuan yang baik, dan akan menjadi jelek jika digunakan untuk tujuan yang jelek. Namun yang harus dihindari adalah menjadikan bahasa Inggris sebagai pengganti bahasa Arab karena hal itu tidak boleh. Aku mendengar sebagian orang bodoh berbicara dengan bahasa Inggris sebagai pengganti bahasa Arab, bahkan sebagian mereka yang tertipu lagi mengekor (meniru-niru), mengajarkan anak-anak mereka ucapan “selamat berpisah” bukan dengan bahasa kaum muslimin. Mereka mengajarkan anak-anak mereka berkata “bye-bye” ketika akan berpisah dan yang semisalnya. Mengganti bahasa Arab, bahasa Al-Qur’an dan bahasa yang paling mulia, dengan bahasa Inggris adalah haram. Adapun menggunakan bahasa Inggris sebagai sarana untuk berdakwah maka tidak diragukan lagi kebolehannya bahwa kadang-kadang hal itu bisa menjadi wajib. Walaupun aku tidak mempelajari bahasa Inggris namun aku berangan-angan mempelajarinya. Terkadang aku merasa sangat perlu bahasa Inggris karena penterjemah tidak mungkin bisa mengungkapkan apa yang ada di hatiku secara sempurna.” (Kitabul ‘Ilmi)

Motivasi Belajar Bahasa Arab

1.    Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam

Di dalam kitab Faid Al-Qadir Syarh Al-Jami’ Al-Sagir susunan Al-Manawiy, disebutkan bahwa dari Abdullah Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma dengan riwayat Muslim, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

أَحِبُّوْا الْعَرَبَ لِثَلَاثٍ: لِأَنِّيْ عَرَبِيٌّ وَالْقُرْآنُ عَرَبِيٌّ وَكَلاَمُ أَهْلِ الْجَنَّةِ عَرَبِيٌّ (رواه مسلم

“Pelajarilah bahasa Arab karena 3 hal : 1] Karena Aku (Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam) orang Arab, 2] Al-Quran berbahasa Arab, dan 3] Percakapan ahli surga adalah bahasa Arab.” (H.R. Muslim)

2.    Perkataan Sahabat

Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu,

أَحْرِصُوْا عَليَ تَعَلُّمِ الُّلغَةِ الْعَرَبِيَّةِ فَإِنَّهَا جُزْءٌ مِنْ دِيْنِكُمْ (عمر ابن الخطاب رضي الله عنه

“Hendaklah kamu sekalian tamak (keranjingan) mempelajari bahasa Arab karena bahasa Arab itu merupakan bahagian dari agamamu.” (Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu)

3.    Perkataan Ulama

Abdul Alim Ibrahim,

اَلُّلغَةُ الْعَرَبِيَّةُ هِيَ لُغَةُ الْعَرُوْبَةِ وَاْلإِسْلَامِ (عبد العليم إبراهيم

“Bahasa Arab merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus juga merupakan bahasa agama Islam.” (Abdul Alim Ibrahim)

4. Imam Asy-Syafi’i,

“Manusia menjadi buta agama, bodoh dan selalu berselisih paham lantaran mereka meninggalkan bahasa Arab, dan lebih mengutamakan konsep Aristoteles.” (via Adz-Dzahabi, Siyaru A’lamin Nubala, 10/74)

5. Yusuf Al-Qardhawi,

“Umat Islam Indonesia sudah seharusnya menguasai bahasa Arab karena itu adalah bahasa Al-Quran.” (Republika, Jum’at, 29 Oktober 2010)

Fungsi Bahasa Arab

1. Sumber Informasi dan Ilmu

حٰمٓ. تَنْزِيْلٌ مِّنَ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. كِتٰبٌ فُصِّلَتْ ءَايٰتُهُۥ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا لِّقَوْمٍ يَعْلَمُوْنَ (فصّلت [٤١]:١-٣

“Haa Miim. Diturunkan dari Zat Yang Maha Rahman dan Rahim. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya sebagai Al-Quran yang berbahasa Arab, bagi kaum yang mengetahui.”(Q.S. Fushshilat (41) 1-3)

Kata mengetahui dalam redaksi Arabnya adalah ya`lamuun, yang artinya mengetahui. Al-Quran adalah Kitab Suci yang mengandung ilmu-ilmu yang tak terbatas, dan takkan bisa digali secara tuntas. Ilmu yang dikandungnya takkan pernah habis walau terus digali dan dikuras sepanjang masa, sepanjang kehidupan dunia masih ada. Al-Quran adalah sumber ilmu yang kaya dan abadi.

2. Inteligensi (Mencerdaskan)

Ada dua ayat yang menegaskan ini. Mari kita lihat:

الٓر ۚ تِلْكَ ءَايٰتُ الْكِتٰبِ الْمُبِيْنِ. إِنَّآ أَنْزَلْنٰهُ قُرْءٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ (يوسف [١٢]:١-٢

“Alif Laam Raa. Itu adalah ayat-ayat Al-Kitab yang jelas. Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Kitab itu Al-Quran yang Berbahasa Arab agar kalian berakal…” (Q.S. Yusuf: (12) 1-2)

حٰمٓ. وَالْكِتٰبِ الْمُبِيْنِ. إِنَّا جَعَلْنٰهُ قُرْءٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ (الزخرف [٤٣]: ١-٣

“Haa Miim. Demi Al-Kitab yang jelas. Sesungguhnya Kami telah menjadikan Al-Kitab itu Al-Quran yang Berbahasa Arab agar kalian berakal…” (Q.S. Az-Zukhruf [43]: 1-3)

Di situ Allah Subhanahu Wa Ta’ala menegaskan bahwa tujuan diturunkan dan dijadikannya Al-Qur’an berbahasa Arab adalah “agar kalian berakal” (la`allakum ta`qiluun). Kata aqal dalam Al-Qur’an selalu digunakan dalam bentuk kata kerja, kata yang bermakna aktivitas yang terus berproses. Akal bermakna kecerdasan. Sehingga, mengapa Al-Qur’an diturunkan berbahasa Arab, di antaranya adalah agar kita cerdas.

3. Spiritual

Dalam sebuah ayat disebutkan sebagai berikut:

قُرْءَانًا عَرَبِيًّا غَيْرَ ذِى عِوَجٍ لَّعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ (الزمر [٣٩]: ٢٨

“Al-Quran yang berbahasa Arab, yang tidak memiliki kebengkokan, agar mereka bertakwa.” (Q.S. Az-Zumar [39] 28)
Di sini ditegaskan bahwa Al-Qur’an berbahasa Arab itu tujuannya adalah agar kita semua bertakwa. Tentu saja takwa merupakan sebuah konsep yang sangat luas dan dalam. Tetapi secara garis besar, takwa merupakan dimensi spiritualitas.

Bahasa Arab mempunyai peran yang sangat besar dalam kehidupan Muslim di berbagai belahan dunia. Isma’il dan Lois Lamya Al-Faruqi secara tepat menggambarkan fenomena ini sebagai berikut:

Dewasa ini bahasa Arab merupakan bahasa daerah sekitar 150 juta orang di Asia Barat dan Afrika Utara yang merupakan dua puluh dua negara yang menjadi anggota Liga Negara-Negara Arab. Di bawah pengaruh Islam, bahasa ini menentukan bahasa Persia, Turki, Urdu, Melayu, Hausa dan Sawahili. Bahasa Arab menyumbang 40-60 persen kosakata untuk bahasa-bahasa ini, dan kuat pengaruhnya pada tata bahasa, ilmu nahwu, dan kesustraannya.

Bahasa Arab merupakan bahasa religius satu milyar Muslim di seluruh dunia, yang diucapkan dalam ibadah sehari-hari. Bahasa ini juga merupakan bahasa hukum Islam, yang setidaknya dalam bidang status pribadi, mendominasi kehidupan semua Muslim. Akhirnya inilah bahasa kebudayaan Islam yang diajarkan di beribu-ribu sekolah di luar dunia Arab. Dari Senegal sampai Filipina, bahasa Arab dipakai sebagai bahasa pengajaran dan kesusastraan dan pemikiran di bidang sejarah, etika, hukum dan fiqh, teologi, dan kajian kitab.

Didukung dengan beberapa doktrin ajaran Islam, bahasa Arab terus mempengaruhi masyarakat Muslim di berbagai tempat. Misalnya doktrin bahwa Al-Qur’an harus ditulis dan dibaca dalam bahasa aslinya (bahasa Arab).

Terjemahan Al-Qur’an dipandang sebagai sesuatu di luar Al-Qur’an itu sendiri. Hal ini berbeda dengan Injil di mana ia justru harus diterjemahkan ke berbagai bahasa tanpa menyertakan teks aslinya. Doktrin pendukung lainnya adalah berbagai ucapan ritual ibadah hanya dianggap sah jika dilakukan dalam bahasa Arab. Tak pelak doktrin-doktrin seperti ini telah memacu motivasi masyarakat Muslim untuk mempelajari dan menguasai bahasa Arab sejak dini agar kelak menjadi Muslim yang baik. Al-Qur’an bahkan tidak hanya dipelajari cara membacanya, tetapi juga dihafalkan kata perkata secara utuh.

Sebagai konvensi, bahasa merupakan kesepakatan sebuah masyarakat. Ia diwariskan secara turun-menurun oleh generasi pemakainya. Demikian juga tradisi, pemikiran, keyakinan maupun ajaran agama yang disimbolkannya. Melalui ajaran Islam, bahasa Arab secara tidak langsung terus mempengaruhi masyarakat muslim dalam cara pandang, berpikir dan bersikap secara turun temurun.

Hukum Mempelajari Bahasa Arab

Syaikhul Islam berkata: “Dan sesungguhnya bahasa Arab itu sendiri bagian dari agama dan hukum mempelajarinya adalah wajib, karena memahami Al-Kitab dan As-Sunnah itu wajib dan keduanya tidaklah bisa difahami kecuali dengan memahami bahasa Arab. Hal ini sesuai dengan kaidah:

مَا لَا يَتِمٌّ الْوَاجِبُ إِلَّا بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ

“Apa yang tidak sempurna suatu kewajiban kecuali dengannya maka ia juga hukumnya wajib.”

Namun di sana ada bagian dari bahasa Arab yang wajib ‘ain dan ada yang wajib kifayah. Dan hal ini sesuai dengan apa yang diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Abi Syaibah, dari Umar bin Yazid, beliau berkata: Umar bin Khattab menulis kepada Abu Musa Al-Asy’ari (yang isinya) “…Pelajarilah As-Sunnah, pelajarilah bahasa Arab dan I’roblah Al-Qur’an karena Al-Qur’an itu berbahasa Arab.”

Dan pada riwayat lain, Beliau (Umar bin Khattab) berkata: “Pelajarilah bahasa Arab sesungguhnya ia termasuk bagian dari agama kalian, dan belajarlah faroidh (ilmu waris) karena sesungguhnya ia termasuk bagian dari agama kalian.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim)

Urgensi Mempelajari Bahasa Arab

Bahasa Arab adalah bahasa Islam dan kaum Muslimin. Hal ini dimulai sejak terbitnya Islam di lembah Makkah pada 15 abad yang lalu. Dengan bahasa ini, Al-Qur’an diturunkan untuk mengatur kehidupan manusia. Dengan bahasa ini pula, penutup para nabi dan rasul, Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam berbicara dan menyampaikan risalah-Nya.

Bahasa Arab adalah bahasa yang tidak luntur oleh zaman dan perubahan, sebagaimana ia telah menjadi wadah peradaban Islam selama 15 abad, baik di belahan Timur maupun di Barat. Disamping itu, ia juga diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai bagian dari bahasa komunikasi dunia bersama dengan Bahasa Inggris, Perancis, Jerman, dan China. Maka sungguh benar ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyuruh kita mencintai bahasa ini. Sebagaimana sabdanya, “Cintailah bahasa Arab karena tiga hal; pertama, karena aku adalah orang Arab; kedua, karena Al-Qur’an berbahasa Arab; dan ketiga, karena bahasa penduduk surga adalah bahasa Arab.”

Ada tiga alasan kenapa kita harus mempelajari Bahasa Arab:

Pertama, Lughatul Islam (bahasa Islam). Setiap muslim tentu mengharapkan ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Hal ini didasari oleh pemahamannya yang benar terhadap Islam. Sehingga ibadah dan amalan-amalan lainnya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan benar dan bermanfaat bagi peradaban dan kehidupan umat manusia. Konsekuensi logis dari ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala, tentunya Allah akan memasukkan ke surga-Nya di negeri akhirat kelak.

Sedangkan bahasa komunikasi penduduk surga yang digambarkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah bahasa Arab. Karenanya, setiap muslim yang tidak menguasai Bahasa Arab wajib mempelajarinya. Kaidah ushul fiqh mengatakan, “Suatu amalan wajib yang tidak sempurna karena sesuatu, maka sesuatu itu menjadi wajib.”

Kedua, Lughatul Muslimin (bahasa kaum muslimin). Sudah menjadi ketentuan Allah Subhanahu Wa Ta’ala bahwa Muhammad bin Abdullah adalah rasul terakhir yang diutus kepada seluruh umat manusia, dan menjadi rahmat seluruh alam semesta. Islam, risalah yang dibawanya tidak melebihkan Bangsa Arab atas bangsa lain, tidak pula melebihkan derajat kulit putih atas kulit berwarna. Islam membawa misi peradaban dan menjadi guru bagi kemanusiaan. Oleh karena itu Islam memerlukan bahasa pemersatu bagi umatnya. Tidak ada pilihan lain untuk melakukan peran itu, kecuali dengan berbahasa Arab.

Ketiga, Lughatul Ilmiyyah (bahasa ilmu pengetahuan). Apakah bahasa Arab memiliki peran dalam hal ini? Jawabannya adalah ya. Pertama, karena sumber ilmu pengetahuan, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits menggunakan bahasa Arab. Kedua, karena bahasa Arab adalah bahasa pemersatu umat Islam. Ketiga, karena bahasa Arab bahasa terkaya dari semua bahasa yang ada di bumi.

Keempat, karena Bahasa Arab adalah bahasa yang paling banyak digunakan oleh penduduk bumi seiring dengan bertambahnya populasi umat Islam.

Sebagaimana bahasa-bahasa lain pada umumnya, bahasa Arab juga memiliki karakteristik. Karakteristik inilah yang membedakan dan membuat bahasa ini begitu istimewa. Karakteristik-karakteristik itu di antaranya suhulah (mudah), syaamil (komprehen-sif), jamilah (indah), mujizah (menarik), fathonah (cerdas), dan wadhihah (jelas).

Banyak manfaat yang akan diperoleh bila kaum muslimin mempelajari bahasa Arab. Di antaranya:

Pertama, Fahmul Islam (memahami ajaran Islam). Dengan menguasai bahasa Arab tentu saja akan sangat mudah bagi kita memahami sebagian besar ajaran Islam. Karena sumber ajaran Islam (Al-Qur’an, Al-Hadits, dan kitab-kitab yang ditulis para ulama) menggunakan bahasa Arab. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami.” (Q.S. Az-Zukhruf [43]: 3)

Kedua, Wihdatul Muslimin (mempersatukan kaum muslimin). Bahasa Arab adalah bahasa pemersatu kaum muslimin di seluruh dunia. Bila kaum muslimin menggunakannya saat berkomunikasi, maka akan sangat mudah untuk berta’aruf dan mempererat ukhuwah Islamiyah.

Dan ketiga, Binaa-ul Hadharah (menjadikan umat manusia berperadaban). Banyak budaya positif yang dapat kita ambil dari bangsa Arab. Budaya positif tersebut makin sempurna ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengarahkan dan mengadopsinya menjadi budaya Islam. Dan transfer budaya positif tersebut akan makin mudah bila kita menguasai alat komunikasinya, yaitu bahasa Arab.

والله أعلم بالصواب

(R05/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.