Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MEMPERINGATI HARI GURU

Fauziah Al Hakim - Selasa, 25 November 2014 - 15:49 WIB

Selasa, 25 November 2014 - 15:49 WIB

2725 Views ㅤ

20121204Presiden-Hari-Guru-041212-wsj-3Oleh: Rohullah Fauziah Alhakim

Hari ini, 25 November adalah hari yang bersejarah, yaitu Hari Guru Nasional. Hari ini harus diingat, karena mengingat perjuangan guru di masa penjajahan begitu penuh semangat yang berkobar walaupun mereka tak dibayar.

Wajar bila guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa,  mengajarkan ilmu kepada murid-muridnya dengan ikhlas, tanpa pamrih, walau peluh kelelahan bercucuran.

Guru yang setia dan sabar mengajari muridnya hingga bisa membaca, menulis dan menghitung tak pernah merasa bosan.

Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir

Jaman dulu guru tak seenak jaman sekarang, kadang harus berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh untuk mencapai ke sekolah.

Jalan bebatuan yang terjal tak menghalangi niatnya untuk mengajarkan kebaikan.

Guru sama saja seperti para Da’I, karena mengajak dan menyeru kebaikan ke jalan yang benar. Apalagi guru Pendidikan Agama Islam.

Mereka senantiasa menasehati muridnya untuk selalu berbuat baik, mengajarinya mengaji, shalat dan puasa, serta ibadah-ibadah yang diperintah Allah Subhana Wa Ta’ala.

Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia

 

Sejarah Hari Guru Nasional

Sebagai Muslim Indonesia, harus mengetahui sejarah Hari Guru Nasional. Supaya tahu bagaiamana Hari Guru ini bisa diperingati setiap tahunnya.

http://disdik-kepri.com/

http://disdik-kepri.com/

Persatuan Guru Republik Indonesia lahir pada 25 November 1945. Awalnya, organisasi ini bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) yang berdiri pada 1912 di masa penjajahan. Kemudian, pada 1932, namanya berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).

Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh

Persatuan Guru Hindia Belanda atau Persatuan Guru Indonesia ini terdiri dari para guru bantu, guru desa, kepala sekolah dan penilik sekolah. Umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat.

Organisasi guru ini ternyata berkembang menjadi beberapa organisasi lainnya, seperti organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan dan lain-lain.

Pada masa penjajahan Jepang semua organisasi dilarang, sekolah ditutup dan akhirnya Persatuan Guru Indonesia (PGI) tak bisa lagi beraktivitas.

Namun, setelah Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan RI pada  17 Agustus 1945, PGI kembali berkiprah dan berhasil mengadakan Kongres Guru Indonesia untuk yang pertama kalinya, pada 24-25 November 1945.

Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh

Melalaui kongres ini, disepaekati  segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama dan suku, sepakat dihapuskan.  Di dalam kongres inilah, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan. Ssalah satu tujuannya adalah mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan.

Dan sebagai penghormatan kepda guru, Pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan 25 November sebagai Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tahun.

 

Tujuan Memperingati Hari Guru

Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung

Hari Guru mewakili sebuah kepedulian, pemahaman, dan apresiasi yang ditampilkan demi peran vital guru, yaitu mengajarkan ilmu pengetahuan dan membangun generasi.

Tujuan lainnya diperingatinya Hari Guru adalah untuk memberikan dukungan kepada para guru dan meyakinkan mereka bahwa keberlangsungan generasi di masa depan ditentukan oleh guru.

Hari Guru adalah hari memperingati jasa yang selama ini telah diberikan oleh sang pahlawan tanpa tanda jasa.

Mereka dengan ikhlas menyampaikan ilmu yang telah mereka peroleh semasa menuntut ilmu. Mereka mengamalkan ilmu mereka kepada para calon penerus bangsa ini.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel

Sepatutnya, pada peringatan Hari Guru ini, Muslimin dan Muslimah yang dirahmati Allah dapat memetik hikmah yang terkandung di baliknya, yaitu:

  • Janganlah kita memandang sebelah mata. Karena, pada hakikatnya ilmu itu wajib untuk diamalkan kepada sesama, mereka menyalurkan tenaga dan pikiran mereka kepada anak didiknya, berharap mereka dapat menjadi penerus yang lebih berpengetahuan luas. Betapa mulianya mereka.
  • Hormatilah guru
  • Amalkan ilmu yang telah kita dapat, jangan mengharapkan bayaran di dunia, tapi niatkan untuk berjihad di jalan Allah. Biarlah Allah Subhana Wa Ta’ala yang membalasnya kelak.

 

Hari Guru di Negara Dunia

Amerika Serikat: minggu pertama di bulan Mei (Minggu Apresiasi Guru).

Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel

Argentina: 11 September Hari peringatan wafatnya Domingo Faustino Sarmiento, seorang pendidik dan politisi Argentina.

Brazil: 15 Oktober (sejak 1963), Pertama kali dirayakan pada 1947 di São Paulo oleh sejumlah guru dari sebuah sekolah kecil. Pada 15 Oktober disepakati sebagai hari guru karena pada tanggal tersebut, Dom Pedro I menyetujui dekrit penataan kembali sekolah dasar di Brazil.

Chili: 16 Oktober, Pada 1974, 10 Desember disepakati sebagai hari guru karena penyair Chili Gabriela Mistral menerima Penghargaan Nobel pada 10 Desember 1945. Sejak 1977, hari guru diubah menjadi 16 Oktober untuk memperingati berdirinya Institut Guru Chili (Colegio de Profesores de Chile).

Meksiko: 15 Mei (sejak 1918)

Baca Juga: Catatan Perjalanan Dakwah ke Malaysia-Thailand, Ada Nuansa Keakraban Budaya Nusantara

Peru: 6 Juli (sejak 1953), Pejuang kemerdekaan José de San Martín mendirikan sekolah umum untuk laki-laki setelah José Bernardo de Tagle meloloskan resolusi pendidikan pada 6 Juli 1822.

Filipina: 5 Oktober, Peringatan hari guru (bahasa Tagalog: Araw ng mga Guro) ditetapkan tanggal 5 Oktober berdasarkan Perintah Presiden No. 479. Walaupun demikian, hari guru biasanya dirayakan di sekolah-sekolah dasar dan sekolah menengah sekitar September dan Oktober.

Hong Kong: 10 September (hingga 1997: 28 September)

India: 5 September, Hari ulang tahun Presiden India Dr. Sarvapalli Radhakrishnan yang juga seorang guru ditetapkan sebagai hari guru. Di sekolah-sekolah diadakan perayaan, dan murid yang paling senior memainkan peran sebagai guru.

Baca Juga: Pengabdian Tanpa Batas: Guru Honorer di Ende Bertahan dengan Gaji Rp250 Ribu

Iran: 2 Mei, Peringatan wafatnya Morteza Motahari sebagai martir pada 2 Mei 1979.

Korea Selatan: 15 Mei, Hari guru dirayakan sejak 1963 di Seoul dan sejak 1964 di kota Chuncheon. Perayaan ini dimulai oleh sekelompok anggota palang merah remaja yang mengunjungi guru-guru yang sedang sakit di rumah sakit. Perayaan hari guru secara nasional tidak dilangsungkan dari 1973 hingga 1982 dan baru dilanjutkan kembali sejak 1983. Guru menerima hadiah bunga anyelir.

Malaysia: 16 Mei ditetapkan sebagai Hari Guru di Malaysia, karena pada 16 Mei 1956, Majelis Undang-Undang Persekutuan Tanah Melayu menerima rancangan kurikulum dari Laporan Jawatankuasa Pelajaran.

Pakistan: 5 Oktober

Baca Juga: RSIA Indonesia di Gaza, Mimpi Maemuna Center yang Perlahan Terwujud

RRC: 10 September, Murid-murid biasanya memberikan hadiah balas jasa kepada guru, seperti kartu ucapan dan bunga.

Singapura: 1 September (hari libur sekolah), Perayaan dilakukan sehari sebelumnya, dan murid-murid dipulangkan lebih awal.

Taiwan: 28 September (ulang tahun Konfusius)

Thailand: 16 Januari (sejak 1957)

Turki: 24 November (sejak 1981)

Vietnam: 20 November, Hari libur sekolah untuk mengunjungi guru dan mantan guru di rumah masing-masing.

Albania: 7 Maret

Ceko: 28 Maret

Rusia: 5 Oktober, Sejak 1994, hari guru dirayakan tanggal 5 Oktober bertepatan dengan Hari Guru Sedunia. Dari 1965 hingga 1993, hari guru dirayakan pada minggu pertama di bulan Oktober.

Polandia: 14 Oktober

Australia: Hari Jumat terakhir bulan Oktober dirayakan sebagai Hari Guru Sedunia di Australia.

 

Wahai, Muslimin dan Muslimah yang ditaburi cinta oleh Allah, Jadilah Sosok Guru yang hadirnya di TUNGGU, hilangnya di RINDU, ilmunya di BURU, nasihatnya di SERU, tingkah lakunya di TIRU, jasanya di KALBU selalu kerana Allah Subhana Wa Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Salam demi Agama, Bangsa dan juga Negara. (P2)

*Disarikan dari berbagai sumber

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kolom