Damaskus, 3 Dzulqo’dah 1436/18 Agustus 2015 (MINA) – Selepas menyelesaikan rangkaian Upacara Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70 pada 17 Agustus 2015, Duta Besar RI Damaskus Djoko Harjanto menyelenggarakan silaturahim dengan masyarakat di Suriah.
Sekitar 150 orang, terdiri dari staf KBRI, pelajar, TKW penghuni penampungan sementara (shelter), dan undangan warga lokal, duduk rapi memenuhi lobi KBRI Damaskus hingga ke luar ruangan.
“Setelah kita ikuti upacara bendera dengan semua hiruk pikuknya, kita berkumpul di sini agar dapat bersilaturahim dan berdialog sesama warga negara tentang berbagai permasalahan di Suriah ini,” sambutan Dubes Djoko membuka pertemuan yang langsung diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
“Jika kondisi semakin aman, maka tahun depan kita akan adakan upacara peringatan kemerdekaan di Wisma Duta yang lebih meriah dengan peserta sepuluh kali lebih banyak dari tahun ini,” ujarnya.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Selanjutnya, Dubes Djoko menceritakan kondisi terkini di Tanah Air dan kembali menegaskan kebijakan Indonesia yang mendukung penyelesaikan konflik di Suriah dengan damai dengan menjunjung tinggi asas kedaulatan, non-intervensi, dan kemerdekaan.
Dubes Djoko berpesan kepada para mahasiswa agar belajar dengan giat dan jujur dalam mengajukan aplikasi visa di Suriah. Selanjutnya, Dubes Djoko pun mempersilakan kepada para hadirin untuk bertanya tentang permasalahan apapun pada kesempatan istimewa itu.
Berbagai pertanyaan pun bermunculan, utamanya seputar pembinaan dan perlindungan warga. Dari mulai TKW yang berterima kasih kepada Dubes, TKW yang meminta maaf karena telah banyak merepotkan KBRI Damaskus, pertanyaan bagaimana mencari pekerjaan sepulang dari Suriah, hingga pertanyaan ihwal langkah-langkah KBRI Damaskus dalam menghadapi sengkarut perdagangan manusia di Suriah.
Menanggapi pertanyaan, Dubes Djoko pun menyampaikan keprihatinan masih terus mengalirnya gelombang pengiriman TKW ke Suriah. Padahal Pemerintah RI telah melakukan moratorium pengiriman TKW ke Suriah dikarenakan konflik senjata yang berkepanjangan.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Pemerintah juga telah menetapkan bahwa TKW yang masih dikirim ke Suriah dinyatakan sebagai korban perdagangan manusia yang dikhawatirkan akan terjebak pada dunia prostitusi atau penjualan organ tubuh manusia.
Dubes Djoko juga menegaskan KBRI Damaskus akan berjuang sekeras tenaga untuk menyelamatkan dan memenuhi hak-hak TKW yang tertahan di majikan dan agen.
“Jika memang hak-hak TKW tidak dibayar selama 6-7 tahun, saya akan bela mati-matian!” tegas Dubes Djoko dengan penuh emosi.
Setelah menanggapi semua pertanyaan dari masyarakat, acara silaturahim dengan masyarakat pun ditutup dengan santap masakan khas Nusantara dan hiburan musik.(T/R04/R05)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon