Banten, 24 Rabi’ul Akhir 1438/23 Januari 2017 (MINA) – Menteri Agama RI (Menag) Lukman Hakim Saifuddin kembali mengajak seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk menanggapi perkembangan globalisasi dengan bijak.
“Informasi-informasi dengan cepat menyebar seakan dunia ini kini tanpa batas, meski demikian, kita harus waspada akan sisi negatif globalisasi ini. Kita butuh ketelitian, kearifan, kebijaksanaan untuk mencerna informasi yang kita dapatkan, agar tidak tidak terseret dalam permusuhan dan perpecahan,” ungkap Lukman dalam sambutannya pada Tabligh Akbar dan Peletakan Batu Pertama Ponpes Shohibul Muslimin (Parmusi Center), Provinsi Banten, Ahad (22/1).
Dalam sambutannya, Lukman menceritakan, kisah fitnatul qubro atau fitnah besar di mana Khalifah Utsman bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Thalib yang terbunuh karena berita bohong (hoax). Sahabat Utsman misalnya, dibunuh oleh seorang Muslim, yang tidak sembarang Muslim, bukan Muslim awam, tapi seorang hafidz, Info Publik melaporkan.
“Dia tergerak sendiri, membunuh sendiri, karena berita hoax, di mana sahabat Utsman diduga diisukan melalukan KKN, yakni nepotisme yang mementingkan familinya saja, tanpa tabayyun atau klarifikasi atas berita tersebut,” kata Lukman.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Menurut Lukman, sahabat Ali juga meninggal terbunuh oleh Muslim juga karena salah paham, oleh berita fitnah tak berdasar. Dampaknya, lanjut Lukman, karena beda tafsir lalu berimplikasi pada perkembangan umat Islam hingga kini, baik di bidang syariah, aqidah, tasawuf, dan lain sebagainya.
“Karenanya, mari kita jaga Indonesia kita,” ajak Lukman.
Ajakan Lukman muncul menyusul banyaknya berita-berita hoax yang belakangan ini tersebar di tengah masyarakat. (T/R06/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal