Yogyakarta, MINA – Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin mengajak santri mengedepankan rasa syukur terhadap eksistensi sebagai bagian bangsa Indonesia.
“Kita menjadi Indonesia bukan kemauan kita, mengapa bukan bagian dari negara lain, kok Indonesia, ini bukan pilihan kita, tapi takdir Tuhan. Jadi kita ditakdirkan oleh Tuhan untuk menjadi bagian bangsa Indonesia,” kata Menag pada Halaqah Santri Nusantara yang dihadiri civitas akademika UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Rabu (28/3).
“Saya ingin katakan, betapa bangsa ini begitu religius. Inilah kita, dan ini sejak ratusan tahun lalu, dan Tuhan mentakdirkan kita menjadi bagian dari bangsa religius ini,” lanjutnya. Demikian keterangan pers Kemenag yang dikutip MINA.
Menag menyampaikan, ciri lain santri adalah memiliki kecintaan luar biasa kepada Tahah Air. Menurutnya, ini hasil tempaan pendahulu kita.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
“Santri bagian inti dari bagaimana menjaga keindonesiaan kita, bangsa yang tidak bisa dipisahkan dari nilai agama dalam menjalani kehidupannya,” tuturnya.
Disampaikannya, santri diharapkan mampu mengusung moderasi agama, yaitu Islam yang moderat bukan yang ekstrim, dan ini semakin relevan dengan kondisi saat ini.
Oleh karenanya, kata Menag, santri yang punya tradisi hidup dalam kemajemukan, dan kemajemukan adalah cara Tuhan menurunkan keberkahan untuk saling melengkapi bukan saling menegasikan. Ini harus dipahami para santri, mahawasiswa, tentang Islam moderat.
“Inilah menurut hemat saya yang harus jadi pegangan kita, dan bersyukur pemerintah berkomitmen menempatkan santri pada posisinya untuk bagaimana menjaga eksistensi bangsa. Hari Santri ditetapkan dengan harapan santri mampu berkontribusi bagi masa depan bangsa,” ucapnya.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Menag menambahkan, penetapan Hari Santri sebagai wujud pemberian tanggung jawab bagi kalangan santri bagi nasib bangsa ini ke depan.
“Jadi bukan sekedar pengakuan, tapi harus dimaknai sebagai tanggung jawab bagi bangsa ini,” ujarnya. (R/R05/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September