Bandung, MINA – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan, Hari Santri menjadi prasasti bagi semua untuk menegaskan bernegara sama pentingnya dengan beragama. Menag mengajak para santri agar jangan lelah mencintai Indonesia.
“Di malam Santriversary Malam Puncak Hari Santri 2018 ini, saya mengajak para santri sekalian di sini dan di mana saja agar jangan pernah lelah untuk mencintai Indonesia,” ajak Menag yang disambut meriah ribuan santri yang memadati Lapangan Gasibu Kota Bandung tempat berlangsungnya Puncak Hari Santri 2018, Ahad (21/10).
Dikutip dari rilis Kemenag, menurutnya, resolusi jihad yang menjadi cikal bakal Hari Santri adalah ijtihad ulama untuk mengawinkan negara dan agama sebagai sejoli yang serasi, dan bukan dua kubu yang bertikai.
“Peristiwa yang melatar-belakanginya layak jadi pengingat bahwa tanpa Resolusi Jihad mungkin bangsa kita masih terjajah. Bung Karno menyerukan Jas Merah (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah), para kiai mengingatkan Jas Hijau (Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama). Umara dan ulama saling mengisi menjaga Republik tercinta yang agamis ini,” ujar Menag.
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.
“Ghirah terhadap agama dan kecintaan pada negara, marilah dibuktikan dengan; menyatukan kembali saudara-saudari kita yang terbelah karena beda pilihan, merujukkan kembali sejawat dan kerabat kita yang berseteru karena beda pandangan, menyejukkan kembali hati dan pikiran kita yang terkoyak karena hoax dan fitnah, membangkitkan kembali semangat keluarga kita yang terkena bencana, serta menundukkan diri kita kepada Yang Maha Kuasa. Dari situlah kita semua akan mendapatkan kedamaian,” tuturnya.
Dalam puncak Hari Santri 2018 ini, diumumkan pemenang Kompetisi Santri Milenial, sebuah ajang prestasi bagi santri yang berkreasi membuat konten media sosial juga di Meriahkan penampilan grup Sabyan yang sedang menjadi idola kaum milenial. (R/R05/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan