Lirboyo, 8 Sya’ban 1436/26 Mei 2015 (MINA) – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak masyarakat pesantren untuk memenuhi konten-konten internet dengan nilai-nilai baik yang diajarkan oleh para kyai pesantren. Sejalan dengan itu, Menag berharap masyarakat pesantren dapat melakukan inovasi strategi dakwah Islamiyah yang ramah di bumi nusantara.
Menurutnya, sebagaimana siaran pers Kementerian Agama yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), dakwah ke depan tidak hanya dilakukan secara konvensional, tapi juga sudah harus memanfaatkan perangkat teknologi.
“Saya berharap alumni pesantren jangan gagap teknologi. Umat yang mesti dilayani bukan cuma berada di masjid, tapi juga di dunia maya, internet, seperti facebook, twitter, dan lainnya,” harap Menag saat memberikan sambutan pada Penutupan Musyawarah Nasional (Munas) III Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) dan Rakernas Lembaga Ittihadul Muballighin (LIM) di Aula Mu’tamar, Pesantren Lirboyo, Kediri, Senin (25/05) malam.
Hadir pada kegiatan yang mengambil tema “Menjalin Ukhuwwah Demi Berkhidmah untuk Umat dan Bangsa”, para Pengasuh dan Pimpinan Pondok Pesantren Lirboyo, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Marwan Jakfar, Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur, para pengurus cabang Himasal seluruh Indonesia, serta ribuan alumni dan santri Pesantren Lirboyo.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
“Penuhilah konten-konten di internet dengan hal-hal baik yang diajarkan para kyai pesantren. Hapus dahaga para pencari ilmu dan wacana keislaman dengan konten yang bermutu dan ajaran yang benar,” tuturnya sembari mengingatkan bahwa jangan sampai para pencari referensi justru mendapatkan asupan konten yang bertentangan dengan Islam rahmatan lil alamin.
Selain itu, Menag juga berharap para alumni pesantren mampu meneruskan semangat transformasi KH Hasyim Asyari dan para sesepuh pesantren. Upaya transformasi, menurut Menag sangat diperlukan dalam menghadapi era Masyarakat Akonomi ASEAN (MEA).
“Kita harus siap beradaptasi dengan tren pertumbuhan ekonomi. Industiaslisasi dan modernisasi semakin menggeliat dan kita tidak boleh diam,” katanya.
Selain membentengi masyarakat dari dampak buruk industriaslisasi dan modernisasi, Menag berharap pesantren juga dapat menyuplai kebutuhan SDM seiring pertumbuhan ekonomi. “Pesantren diharapkan tak cuma menghasilkan ahli doa dan ahli kitab kuning, tapi juga ilmuan, pengusaha, dan tenaga teknis yang salih dan berintegritas,” harap Lukman.
Baca Juga: Lomba Mewarnai dan Menggambar Al-Aqsa Meriahkan Festival Baitul Maqdis di Samarinda
Meski demikian, Menag menggarisbawahi, proses modernisasi lembaga pesantren tidak boleh melunturkan karakter dan jati diri peantren itu sendiri sebagai lembaga tafaqquh fiddin dan lembaga pembentuk karakter bangsa.
“Transformasi pesantren senantiasa memlihara dan mempertahankan karakter pesantren sesuai jargon almuhafadhatu ‘ala al-qadim al-shalih wa al akhdzu bi al jaded al ashlah,” terang Lukman.(T/R05/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat