Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menag Apresiasi Kiprah Pesantren Ajarkan Islam Rahmatan Lil Alamin

Risma Tri Utami - Sabtu, 10 Desember 2016 - 00:21 WIB

Sabtu, 10 Desember 2016 - 00:21 WIB

404 Views ㅤ

Menag Lukman memberikan sambutan di hadapan pengasuh dan santri PP Az Zainiyah Salabintana Sukabumi. (Foto: Sandi/Kemenag)

Sukabumi, 9 Rabiul Awwal 1438/9 Desember 2016 (MINA) – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi kiprah pondok pesantren dalam mengajarkan Islam rahmatan lil alamain kepada generasi Indonesia.

Menurutnya, dalam keterangan pers Kemenag yang dikutip MINA, pesantren memiliki andil besar dalam mengajarkan Islam yang tasammuh (toleran), tawazun (berprasangka), dan tawasut (moderat) kepada para santri.

Hal ini disampaikan Menag saat menghadiri Milad Pondok Pesantren Az Zainiyah Al Mubarakah Nagrog Salabintana, Sukabumi, Jum’at (9/12).

“Selaku Menag, saya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi keluarga besar Pesantren Az Zainiyah yang telah membantu pemerintah dalam ikut meningkatkan kualitas pendidikan keagamaan sehingga kualitas kerukunan hidup antar umat semakin membaik,” terang Menag.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Menag mengatakan, tantangan dunia pendidikan ke depan adalah menyiapkan generasi terbaik bangsa. Bagaimana kualitas generasi mendatang, sangat tergantung bagaimana generasi sekarang menyiapkan mereka. “Kita dituntut untuk terus menjaga warisan yang sudah baik, sambil berikhtiar membangun yang lebih baik lagi,” ujarnya.

Menurut salah satu pengasuh Pondok Pesantren Ayip Abdul Fattah Surodi, Pesantren Az Zainiyah saat ini memiliki 700 santri, 350 santri putera dan 350 santri puteri. Mereka belajar mulai RA, MI, MTs, dan MA.

Terdapat 12 cabang ilmu yang diajarkan, yaitu: Nahwu, Sharaf, Balaghah (Ma’ani, Badi’, Bayan), Maqulat, Wadlo’ (ilmu dasar nahwu), Istiqaq (ilmu dasar Sharaf), Fiqih, Tauhid, Tasawwuf , Mantiq, Muhadharah, dan Lughah.

“Kitab wadlo’ dan istiqaq merupakan warisan turun temurun, dicetak khusus oleh pesantren sehingga tidak beredar di pasaran,” ujarnya.

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

Metode pembelajaran yang dikembangkan di pesantren ini merupakan perpaduan dari hasil kajian di beberapa pesantren, antara lain: Ponpes Gentur Cianjur (dalam kajian kitab), Ponpes Gontor (dalam disiplin dua bahasa), Ponpes Tipar (sistem sekolah), Ponpes Suryalaya (thariqah), Ponpes Manonjaya (hafalan tauhid), dan Ponpes Saharanpoor India (metode dakwah). (T/ima/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
MINA Millenia