Jakarta, 28 Jumaddil Akhir 1436/17 April 2015 (MINA) – Kementerian Agama saat ini sedang membahas Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Tahun 1436H/2015M dengan Panitia Kerja (Panja) DPR.
Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Saifuddin mengharapkan, BPIH sudah bisa disepakati bersama pada akhir April ini. Meski demikian, Menteri Agama memastikan bahwa BPIH Indonesia adalah yang termurah di ASEAN.
Hal ini ditegaskan Menag saat disinggung terkait adanya informasi biaya haji Indonesia lebih mahal dibanding negara tetangga dan fasilitasnya juga tidak lebih baik, demikian keterangan pers yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Saya menantang, tunjukan satu saja negara di ASEAN yang lebih murah (biaya hajinya) dari Indonesia,” tegas Menag saat berdiskusi dengan para jurnalis dan pemimpin redaksi MNC Group, Rabu.
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
Menurutnya, biaya haji di Malaysia berkisar 4.475 dolar AS. Singapura bahkan lebih mahal, mencapai 6.100 sampai 6.200 dolar AS.
Sementara Indonesia, rata-rata BPIH tahun lalu adalah 3.219 dolar AS. Sekarang bahkan oleh Menag dipastikan akan turun. “Kita berharap di bawah 3.000 dolar AS. Mudah-mudahan bisa dicapai,” jelas Menag.
Soal fasilitas yang diberikan kepada jamaah, Lukman menegaskan, Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang memberikan living cost sekitar 400 dolar AS kepada jamaah.
“Tidak ada satupun negara yang menerapkan kebijakan itu,” kata Lukman. “Saya pikir tidak benar kalau kita itu mahal,” tandasnya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini
Ditanya kenapa di Mina masih ada sebagian jamaah Indonesia yang menempati tenda dengan jarak cukup jauh dari Jamarat, Lukman menjelaskan, penempatan itu yang menentukan adalah muassasah.
Lukman mengakui sudah meminta kepada pihak muassasah agar jamaah Indonesia bisa ditempatkan pada tenda yang lebih dekat dengan Jamarat.
Selanjut Lukman menuturkan, mereka beralasan bahwa jamaah Indonesia sangat banyak sehingga tidak mungkin semuanya bisa ditempatkan berdekatan.
“Karena banyaknya, kita tidak bisa semuanya dekat. Tapi kita terus berupaya, karena kita seharusnya punya posisi tawar yang lebih dibanding negara lain,” ujar Menag. (T/P002/R11)
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)