Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menag: Bukan Pesantren, Jika Merongrong NKRI

Fauziah Al Hakim - Selasa, 15 November 2016 - 12:06 WIB

Selasa, 15 November 2016 - 12:06 WIB

323 Views ㅤ

Sumenep, 15 Shafar 1438/15 November 2016 (MINA) – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan, pondok pesantren merupakan salah satu unsur penting dalam menegakkan dan mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karenanya, bukanlah pondok pesantren jika dia melakukan rongrongan dan upaya meruntuhkan NKRI.

Hal ini ditegaskan Menag Lukman di hadapan para kyai, ustadz, dan ribuan santri pada acara Kesyukuran 64 Tahun Pondok Pesantren Al Amin, Prenduan, Sumenep, Senin (14/11), demikian laporan laman resmi Kemenag yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Menurutnya, NKRI didirikan oleh ulama, kyai, dan para pendiri pondok pesantren. Mulai dari ujung barat sampai ujung timur, hampir semua perlawanan, perjuangan rakyat dalam melawan penjajah dipimpin oleh ulama, kyai, guru-guru yang menunjukkan rasa cinta, terhadap tanah air Indonesia. “Itu tidak dapat diragukan lagi,” tegasnya.

Saking cintanya terhadap NKRI, lanjut Menag, di kalangan umat Islam Indonesia dikenal slogan hubbul wathon minal iman, cinta tanah air bagian tidak terpisahkan dari keimanan. “Itu tidak kita dapatkan di negara lainnya, bahkan di Negara Islam sekalipun,” tandasnya.

Baca Juga: Kota Semarang Raih Juara I Anugerah Bangga Berwisata Tingkat Nasional

“Jika kita dalami, pondasi dasar berdirinya bangsa ini sarat nilai-nilai Islam. Tidak satupun sila yang tidak merujuk pada ajaran Islam. Lima sila adalah prinsip dasar dalam menata kehidupan bangsa dan UUD 1945 sangat kaya akan nilai-nilai Islam,” ujar Menag.

Sebelumnya, pengasuh Ponpes Al-Amin Prenduan, KH Fauzi Tinjani menyampaikan, nilai-nilai Pesantren harus diestafetkan, bukan diwariskan. Untuk itu, dia minta kesiapan seluruh santri Ponpes Al-Amin untuk menerima estafet nilai-nilai para pejuang terdahulu. Di antara nilai tersebut adalah kemitmen untuk berdakwah.

Pengasuh Ponpes Gontor, KH Hasan Abdullah Sahal yang juga hadir dalam kesempatan itu berpesan, kerukunan merupakan hadiah dari Allah bagi Indonesia. Karenanya, ponpes dan alumninya harus senantiasa siap menegakkan kemaslahatan.

“Di pesantren, santri yang berasal satu provinsi tidak tinggal dalam satu kamar yang sama. Tujuannya, agar mereaka dapat saling mengenal, baik budaya, kebiasaan, dan kehidupan sehari-hari. Inilah NKRI, pesantren dan pejuang kemeredekaan Republik Indonesia,” tutur KH Sahal.

Baca Juga: Banjir Rob Jakarta Utara Sebabkan 19 Perjalanan KRL Jakarta Kota-Priok Dibatalkan

Tampak hadir dalam acara ini, Bupati Sumenep, Kepala Kanwil Jatim, Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya, Budayawan KH Zawawi Imron, serta ribuan santri dan wali santri. (T/P006/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Banjir Rob Rendam Sejumlah Wilayah di Pesisir Jakarta Utara

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Dunia Islam
Indonesia
Indonesia