Menag: Jamaah Perlu Mengetahui Filosofi Haji

Jakarta, MINA – Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifiddin mengatakan, pengetahuan haji bagi para jamaah yang akan berangkat tidak hanya kaifiyah manasik saja tapi juga soal filosofi haji. Menurutnya, ada makna lebih mendalam mengenai manasik haji seperti tawaf, sai dan wukuf haji.

“Jamaah haji yang telah kembali ke tanah air, semoga mendapatkan gelar haji mabrur dan kemabruran tersebut dapat mewujud pada peningkatan kualitas dalam berbangsa,” harapnya yang dikemukakan saat membuka Rakernas Evaluasi Haji 1440H/2019M, demikian Kemenag melaporkan yang diterima MINA, Rabu (9/10), di Jakarta.

Indonesia merupakan negara yang mengirimkan jamaah haji terbesar di dunia ke tanah suci (Mekah Al-Mukaromah). Menurut Menag, jumlah umat Muslim di Indonesia yang berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji setiap tahunnya lebih dari 221 ribu ,

“Jadi jamaah haji kita yang jumlahnya terbanyak setiap tahunnya itu, diharapkan memiliki dampak sosial yang positif juga sepulangnya ke tanah air,” ucap Menag,

Untuk itu, ia pun mencanangkan 2020 menjadi tahun peningkatan kualitas manasik haji. Untuk itu, jamaaah perlu memiliki pengetahuan lengkap tentang pelaksanaan haji.

Ia menjelaskan,

“Sehingga setiap jemaah haji setelah berhaji wawasannya bertambah. Kemabruran harus mewujud meningkatkan kulaitas mansik haji sehingga kedepannya juga berkorelasi positif untuk kualitas bangsa keseluruhan,” ujar Menag.

“Kita ingin ada peningkatan setelah hal-hal yang bersifat fisik, maka kita harus menambah kualitas penyelenggaraan ini dengan kepuasan non fisik,” imbuhnya.

Rakernas ini akan diselenggarakan selama tiga hari, 8-10 Oktober 2019. Hadir dalam acara tersebut Menteri Kesehatan RI yang di wakili Kapus Haji Eka Jusuf Singka, Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel, Konsul Haji di Jeddah Endang Jumali, Eselon II Ditjen PHU, serta Dewan Pengawas BPKH Khasan Fauzi. (R/Gun/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)