Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menag Janji Akan Terus Perhatikan Santri dan Pesantren

Rendi Setiawan - Kamis, 27 Oktober 2016 - 11:34 WIB

Kamis, 27 Oktober 2016 - 11:34 WIB

396 Views

Yogyakarta, 26 Muharram 1438/27 Oktober 2016 (MINA) – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, penetapan Hari Santri Nasional (HSN) merupakan bentuk pengakuan negara terhadap sumbangsih kyai, santri, dan masyarakat pesantren terhadap bangsa. Sebagai kementerian yang membidangi pendidikan agama dan keagamaan, Kementerian Agama akan terus memberikan perhatian kepada santri dan pondok pesantren.

“Dalam rangka meneguhkan pengakuan ini, kami mencoba melakukan kebijakan bersifat afirmatif terhadap ponpes, membuat regulasi dan kegiatan untuk ponpes, agar kontribusi ponpes, mampu kita jaga, pelihara, dan dikembangkan,” kata Menag Lukman saat membuka Pekan Kreativitas Santri Nasional 2016 (Pentas Santri 2016), Rabu (26/10).

Kegiatan di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, ini diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Rabithah Mahah Islamiyah (PP RMI) PBNU, demikian siaran pers Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Menurut Menag, pihaknya telah menerbitkan beberapa regulasi (Peraturan Menteri Agama) dalam rangka menjaga dan memelihara tradisi pesantren, antara lain: regulasi tentang muadalah, Mahad Ali, dan lainnya. “Dari sisi program, BOS kini masuk pesantren, ada tunjangan untuk ustadz, beasiswa santri berpresrtasi, dan rehab ponpes. Kartu Indonesia Pintar juga didistribusikan di ponpes seluruh Tanah Air.”

Baca Juga: Jelang Libur Nataru, Terminal Bekasi Berlakukan Ram Check Bus

“Sekali lagi, HSN adalah pengakuan negara terhadap eksistensi ulama, santri dan ponpes,” tambahnya.

Di hadapan ribuan santri yang memadati stadion, Menag enyebutkan, penetapan HSN juga mengandung makna adanya tanggug jawab yang lebih besar di pundak para santri dalam menjaga keberlangsungan kehidupan beragama di Indonesia. Santri sekarang bukan hanya dimaknai sebagai kalangan yang mengenyam pendidikan di ponpes, tapi juga komunitas yang paham bahwa keberislaman dan keberindonesiaan tidak terpisahkan.

Santri adalah mereka yang mempunyai pemahaman dan mengamalkan bahwa berislam pada hakekatnya adalah dengan menjadi warga negara yang baik. Itulah hakekat santri yang sebenarnya,” katanya sambil menambahkan bahwa ciri utama santri adalah selalu cinta pada tanah airnya.

Pembukaan Pentas Santri 2016 oleh Menag ditandai dengan pemukulan bedug. Hadir dalam Pembukaan tersebut, Staf Khusus Menag Ali Zawawi, Sesmen Khoirul Huda, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Mohsen, Pemkab Sleman, Kakanwil Kemenag DIY, serta Kakanwil Kemenag Jawa Tengah.

Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan

Tampak hadir juga Pengurus Pusat RMI, Pengurus PBNU, Keluarga Besar PWNU Yogyakarta, para kiai dan santri pondok pesantren di sekitar Yogyakarta, duta santri dari berbagai daerah di Indonesia, dan masyarakat umum lainnya.

Dalam Pentas Santri 2016 ini, RMI menggelar beberapa kegiatan, antara lain: Pameran, Temu Karya Santri, Seminar Nasional dan Workshop, Pentas Kesenian Pesantren, Pameran Produk Pesantren dan UMKM, Islamic Book Fair, Jalan Sehat Santri, Festival Hadrah, Gerakan Menulis Hijaiyah, Festival Dolanan Anak Tradisonal, Parade Budaya, serta Liga Santri Nusantara. Pentas Santri 2016 ini akan berlangsung hingga 30 Oktober. (T/P011/R01))

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia

Rekomendasi untuk Anda