Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menag: Kepemimpinan Nabi Berlandas Cinta dan Persaudaraan

Fauziah Al Hakim - Selasa, 20 November 2018 - 22:33 WIB

Selasa, 20 November 2018 - 22:33 WIB

7 Views ㅤ

Jakarta, MINA – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, salah satu rahasia kesuksesan dakwah Nabi adalah kepemimpinan yang berlandaskan cinta dan persaudaraan.

“Salah satu rahasia kesuksesan dakwah Nabi adalah kepemimpinan yang berlandaskan cinta kepada sesama, penuh kasih sayang dan lemah lembut, dalam bingkai semangat persaudaraan,” ujar Menag di Jakarta, Selasa (20/11).

Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan

“Rasa cinta akan memberikan energi positif untuk mengikuti jejak langkah orang yang dicintai. Cinta itu pula yang akan meleburkan dalam kebersamaan,” sambungnya.

Dikutip dari rilis Kemenag, sifat lembut, kata Menag,  bukan penanda lemah. Justru di situ tersimpan kekuatan. Sifat lemah lembut melahirkan simpati, sehingga orang akan mendekat dan merapat kepadanya.

“Sifat kasih sayang dan lemah lembut Nabi menjadi magnet bagi banyak orang. Bahkan mengubah lawan menjadi kawan,” ujarnya.

Menag menambahkan, indikator kuatnya keimanan seseorang, salah satunya terlihat dari rasa kepedulian sosial. Keimanan sejati, kata Menag,  harus dibuktikan dengan cinta kepada sesama dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama

“Beragama tanpa rasa dan nilai kemanusiaan akan membuatnya hampa,” paparnya.

Menurut  Menag, peringatan Maulid Nabi menjadi ikhtiar umat untuk mengekspresikan rasa syukur, gembira dan cinta, karena jasa besar Sang Nabi tercinta, untuk manusia dan kemanusiaan.

Melalui spirit Maulid Nabi, Menag mengajak umat untuk membangkitkan kembali rasa kemanusiaan.

“Hati dan jiwa perlu dibangkitkan dari keterpurukan dan kegelapan akibat keakuan, keangkuhan, serta cinta dunia, baik dalam rupa popularitas, kedudukan, gila hormat, sifat rakus dan lainnya,” tuturnya.

Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak  

“Mari kita beragama dengan cinta dan kasih kepada sesama. Beragama tanpa cinta akan hampa tak bermakna. Sebaliknya, bercinta tanpa agama tak akan kekal bahagia,” pesan Menag. (R/R05/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Krisis Suriah, Rifa Berliana: Al-Julani tidak Bicarakan Palestina

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MENAG
Indonesia
Indonesia
Indonesia