Denpasar, MINA – Para pendahulu pendiri bangsa Indonesia sudah dengan baik merajut dan merangkai keberagaman dengan nilai-nilai agama.
“Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius, apapun etnis, agama, budaya, dan di manapun tinggal di penjuru Indonesia, semua sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama,” demikian Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada Seminar Kebangsaan yang mengetengahkan tema “Lembaga Perguruan Tinggi sebagai Benteng Pancasila dan NKRI” di Bali, Senin (25/9).
“Kita bersyukur kepada pendiri bangsa dengan kearifannya mampu melahirkan, mewujudkan dan merangkai keberagaman kita sehingga eksistensi bangsa ini tetap bisa dijaga dan dipelihara, dan bisa kita dikembangkan di masa mendatang,” ujar Menag.
Dikutip dari rilis Kemenag, dalam paparannya, Menag menyampaikan, bumi Indonesia merupakan bumi yang agamis. Tidak hanya kebangsaan yang merajut bangsa dan merangkai kemajemukan, tapi agama diposisikan seperti itu (sebagai perajut).
“Inilah bangsa yang sangat religius, apapun etnis, agama, budaya dan tempat wilayah kita tinggal, semua kita sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama,” tuturnya.
“Hasil galian Bung Karno (Pancasila) adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari nilai-niali agama, ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatakan, dan keadilan sosial. Agama cukup mewarnai konstitusi itu,” ujar Menag.
Hadir juga sebagai narasumber Kapolri Tito Karnavian, Kepala UKP PIP Yudi Latief, dan Tokoh Agama Buya Syafii Maarif. (R/R05/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar