Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menag: Madrasah Mampu Cetak Generasi Unggul Spiritual dan Intelektual

Ali Farkhan Tsani Editor : Rudi Hendrik - Senin, 14 Juli 2025 - 23:47 WIB

Senin, 14 Juli 2025 - 23:47 WIB

15 Views

Menteri Agama Nasaruddin Umar (Dok Kemenag)

Jakarta, MINA – Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. KH Nasaruddin Umar, mengatakan madrasah mampu melahirkan insan-insan unggul yang tidak hanya berprestasi di bidang intelektual, tapi juga kuat secara spiritual.

“Ini bukti nyata bahwa madrasah bukan lembaga pendidikan kelas dua.,” ujar Menag Nasaruddin Umar pada pembukaan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) Tahun 2025 yang dipusatkan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta, Senin (14/7).

Pembukaan digelar serentak dan diikuti ribuan siswa madrasah secara luring dan daring dari seluruh penjuru tanah air.

Dalam sambutannya, Menag Nasaruddin menyampaikan rasa bangganya terhadap kualitas pendidikan madrasah yang terus meningkat dari waktu ke waktu.

Baca Juga: Guru: Pelita Bangsa yang Belum Merdeka dari Gelap Perjuangan

Ia menyampaikan kisah pribadi bahwa ketiga anaknya merupakan alumni MAN 4 Jakarta dan saat ini telah meniti karier sebagai dokter, termasuk yang melanjutkan studi ke ITB dan Australia.

Lebih dari sekadar tempat belajar, Menag menekankan bahwa madrasah memiliki tanggung jawab mendidik manusia yang arif dan berakhlak, bukan hanya pintar. Ia mengisahkan tentang Syekh Abdul Qadir Jailani dan pentingnya kejujuran sejak dini, serta bahaya kelalaian orang tua dalam menanamkan pendidikan agama kepada anak.

“Seorang anak tidak tahu cara salat dan berpuasa, karena tidak pernah diajarkan. Lalu orang tuanya ikut bertanggung jawab. Ini menjadi refleksi penting bagi kita semua, termasuk guru madrasah,” ujarnya.

Menurutnya, konsep murid dalam tradisi madrasah jauh lebih dalam daripada sekadar siswa. Murid adalah sosok yang sungguh-sungguh mencari ilmu, yang dalam dunia tasawuf disandingkan dengan mursyid atau pembimbing spiritual.

Baca Juga: Santriwati Ponpes Tahfiz Al-Fatah Pekalongan Ikuti Jalan Sehat HUT RI ke-80

“Semua mursyid adalah guru, tetapi tidak semua guru adalah mursyid. Madrasah harus menjadi tempat yang bukan hanya mengajarkan pelajaran, tapi juga menanamkan nilai dan jiwa,” lanjutnya.

Menag juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas spiritual dan metodologis guru madrasah. Ia mengibaratkan guru seperti gergaji yang harus terus diasah agar tetap tajam dalam menyampaikan ilmu.

“Guru yang tidak terus diasah, akan menjadi tumpul. Meski kayunya lunak, kalau gergaji tumpul, tetap tidak akan bisa memotong,” lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno menyampaikan bahwa MATSAMA bukan sekadar ajang pengenalan lingkungan madrasah, tetapi merupakan langkah awal membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia, cinta tanah air, dan memiliki wawasan keagamaan yang moderat.

Baca Juga: KKN UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan Gelar Sosialisasi Stop Bullying di Pesantren Al-Fatah

“MATSAMA harus menjadi media transformasi nilai. Di sini, siswa tidak hanya dikenalkan dengan lingkungan fisik madrasah, tapi juga dengan nilai-nilai inti pendidikan Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” ujar Amien Suyitno.

Dalam kesempatan tersebut, dia juga menekankan pentingnya penguatan nilai-nilai kecintaan, literasi digital, dan semangat berinovasi bagi siswa madrasah.

Menurutnya, generasi madrasah ke depan harus siap menghadapi tantangan global, tanpa kehilangan identitas kebangsaan dan keislaman.

“Siswa madrasah harus menjadi generasi unggul yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga kuat secara spiritual dan sosial. Kecintaan yang menjadi implementasi kurikulum cinta  harus menjadi karakter utama dalam setiap langkah,” ujarnya.

Baca Juga: Sekolah Boleh Sederhana, Tapi Mimpimu Harus Luar Biasa

Tahun ini, pelaksanaan MATSAMA 2025 mengusung tema “Cinta Madrasah, Cinta Indonesia”, dengan semangat kolaborasi dan inovasi, MATSAMA diharapkan mampu mengantar para peserta didik baru madrasah menuju jenjang pendidikan yang lebih bermakna, berkarakter, dan relevan dengan kebutuhan zaman. Selain itu juga mendorong para guru dan tenaga kependidikan untuk menjadi teladan dalam perilaku, sikap toleransi, dan keterbukaan berpikir.

Turut hadir dalam acara ini Sesditjen Pendis, Arskal Salim,GP, Direktur KSKK Madrasah Nyayu Khodijah, Kakanwil Kemenag DKI Jakarta, Adib, serta ratusan siswa madrasah yang hadir langsung di MAN 4 dan ribuan lainnya secara virtual. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Pendidikan adalah Nafas Peradaban: Mengapa Setiap Anak Harus Belajar

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
MINA Edu
Kolom
Tausiyah