Krapyak, MINA – Menteri Agama (Menag) RI Lukman Hakim Saifuddin meminta agar muktamar pemikiran santri nusantara berkesinambungan. Menag minta forum aktualisasi para santri ini bisa digelar tiap tahun.
“Harapannya ini menjadi forum tahunan dan bisa menghasilkan rekomendasi yang bisa ditindaklanjuti. Bukan saja bagi Kemenag, tapi juga untuk berbagai kalangan,” kata Menag Lukman usai membuka Muktamar di Krapyak, Rabu (10/10).
Sebagaimana keterangan pers Kemenag, ia menilai muktamar ini sebagai program terobosan Kemenag agar ada forum tahunan bagi santri untuk mengaktualisasikan pemikirannya dalam merespon persoalan masyarakat.
Kemenag berkomitmen membuat wadah dalam bentuk muktamar dan di situ akan dibahas beberapa tema keagamaan dan kemasyarakatan.
Baca Juga: RISKA Ajak Sisterfillah Semangat Hadapi Ujian Hidup
“Misalnya munculnya pandangan keagamaan yang ekstrem hingga melahirkan tindakan radikal, harus direspon dunia pesantren. Para ulama, kyai, dan santri punya otoritas untuk membicarakan ini dari perspektif keilmuan yang mereka kuasai, ” ujar Lukman.
“Tugas kami di Kemenag adalah memfasilitasi kaum santri dan pesantren untuk memiliki forum tahunan, tempat mengaktualisasikan pemikiran,” sambungnya.
Kenapa harus setiap tahun? Menurut Menag, tantangan ke depan sangat dinamis dan itu perlu direspon secara cepat dan tepat. “Setidaknya setiap tahun ada ruang santri untuk membahas berbagai persoalan yang dihadapi umat,” imbuhnya.
Muktamar di Krapyak ini akan berlangsung hingga 12 Oktober mendatang. Muktamar dilaksanakan dalam dua bentuk kegiatan, yaitu Special Panel dan Panel Session.
Baca Juga: Menhan Sjafrie Sjamsoeddin Wacanakan Dewan Pertahanan Nasional
Kegiatan pertama akan disampaikan sejumlah narasumber dari dalam dan luar negeri, di antaranya KH. Afifuddin Muhajir (Majelis Masyayikh), KH. Husein Muhammad, Muazzam Malik (Duta Besar Inggris), Malik Ballen (Direktur Lembaga Universitas Leiden), Syaikh Bilal Mahmud Afifi Ghanim (Universitas Al-Azhar Kairo), dan Dr. Syaikh Salim Alwan al-Husayny (Darul Fatwa Australia).
Acara ini digelar sebagai bagian dari rangkian peringatan Hari Santri Nasional (HSN). Puncak peringatan HSN akan digelar di Bandung pada 21 Oktober 2018. (R/R05/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guru Supriyani Divonis Bebas atas Kasus Aniaya Siswa