Lamakera, MINA – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyerahkan SK Penegerian 24 madrasah yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) . Acara penyerahan dipusatkan di Pulau Solor Kabupaten Flores Timur Provinsi NTT.
Menag mengaku senang bisa berkunjung ke Lamakera. “Dalam perjalanan menuju Pulau Solor di Lamakera ini, saya tadi bertanya kepada Bapak Bupati. Saya Menteri keberapa yang datang ke pulau ini? Kata Bapak Bupati, Pak Menteri adalah orang pertama yang datang ke Lamakera ini,” kata Menag, Jumat (4/8). Demikian laporan pers Kemenag yang dikutip MINA.
Menurutnya, NTT adalah contoh bagi provinsi lain dalam menciptakan kerukunan hidup antar umat beragama dan membangun toleransi di tengah kemajemukan.
“Tahun 2015, Kementerian Agama memberikan penghargaan khusus kepada provinsi NTT karena keberhasilannya menjaga kemajemukan,” ungkap Menag.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Kepada masyarakat NTT, Menag berpesan agar menjadikan pendidikan sebagai prioritas. “Dengan pendidikan, wawasan akan berkembang. Dengan wawasan yang berkembang, kita akan menjadi orang yang semakin arif dan semakin bijaksana,” ujar Menag.
Ketua Komisi VIII DPR RI Ali Taher yang juga putra asli Solor, menyampaikan terima kasih kepada Menteri Agama yang berkenan hadir di Pulau Lamakera. “Pak menteri (Menag) adalah menteri pertama yang hadir di Pulau Solor,” katanya.
Menurut Taher, penyerahan SK Penegerian Madrasah se provinsi NTT ini terasa istimewa karena dilakukan di pulau yang sangat jauh dari ibukota provinsi, Kupang.
“Pulau Solor, sebuah pulau yang untuk menjangkaunya butuh penerbangan satu kali, lalu naik kapal dua jam,” terangnya.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Penyerahan SK Penegerian Madrasah
sengaja dilakukan di pulau terdepan, kata Taher, agar Kementerian Agama tahu, betapa banyak orang yang berjuang memajukan Pendidikan Islam di daerah 3T.
“Daerah yang menjadi prioritas program presiden Jokowi,” tambahnya.
Lamakera adalah daerah yang tandus, tidak ada tumbuhan yang bisa hidup di daerah ini. Menurut Taher, satu-satunya mata pencaharian masyarakat sini hanyalah mencari ikan di laut.
“Meskipun banyak sarjana, tetapi ketika mereka pulang mereka menjadi pelaut. Jadi semua yang ada di pinggir jalan yang ada di laut laut itu mereka adalah para sarjana,” ujar Taher.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
“Saya bersyukur dengan Penegerian Madrasah di Lamakera. Para sarjana bisa membantu mengembangkan pendidikan yang ada di daerah pesisir laut ini,” harapnya.
Hadir dalam acara ini, Wakil Gubernur NTT, Bupati Flores Timur, Kapala Kanwil Kemenag NTT, Kepala Kantor Kemenag Kab/Kota se Provinsi NTT, dan SKPD Kabupaten Flores Timur serta tamu undangan. (R/R05/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia