Jakarta, MINA – Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Saifuddin mengatakan pengelola rumah sakit perlu menyerap nilai-nilai agama yang bersiat universial.
Hal itu disampaikan saat menjadi pembicara pada Kongres Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) ke-14 yang berlangsung Kamis (18/10) di Jakarta dan diikuti para pengelola rumah sakit se-Indonesia yang terdiri dari dokter dan paramedis.
Menurutnya, pengelolaan rumah sakit perlu lebih menyerap nilai-nilai agama yang bersifat universial, misalnya, helpfull, fairness, peace, humanity, dan lainnya. Nilai-nilai itu berlaku dan tidak ada pertentangan di antara agama.
Religious Hospital semakin relevan dan penting berkenaan dengan kompleksitas tantangan rumah sakit. Menag menilai, kemampuan teknis saja tidak cukup di era disrupsi, sehingga perlu diimbangi kemampuan non teknis dan psikis. Apalagi, potret demografi Indonesia adalah masyarakat religius.
Baca Juga: Kota Semarang Raih Juara I Anugerah Bangga Berwisata Tingkat Nasional
“Kita melihat frame dalam potret besar penduduk kita adalah masyarakat religius. Maka, yang bisa dilakukan adalah bagaimana berkolaborasi melayani masyarakat yang akrab dengan agama. Ini mungkin nampak sepele, tapi amat penting. Apalagi perhatian masyarakat terhadap agama meningkat,” katanya.
Religious Hospital dalam dunia marketing dapat disebut sebagai upaya menghasilkan niai tambah bagi pelanggan.
“Intinya kita coba memulai paradigma yang lebih positif dengan memanfaatkan sumber daya di luar cara konvensional. Siapa tahu hal ini dapat berkontribusi bagi kemajuan rumah sakit Indonesia,” tambahnya. (R/R10/P1)
Baca Juga: Banjir Rob Jakarta Utara Sebabkan 19 Perjalanan KRL Jakarta Kota-Priok Dibatalkan
Mi’raj News Agency (MINA)