Jakarta, 16 Syawal 1434/23 Agustus 2013 (MINA) – Menteri Agama Indonesia, Suryadharma Ali menyatakan, orang yang mempunyai hafalan Al-Quran paling banyak pantas menjadi pemimpin umat.
“Orang yang paling banyak hafal Al-Quran ialah yang pantas jadi imam,” kata Suryadharma Ali saat membuka acara Wisuda Angkatan ke-6 Pondok Pesantren Sulaimaniyah Santri Penghapal Al-Qur’an ke-6 Tahun Ajaran 2012 sampai 2013 dan Pelepasan Santri Beasiswa Tahfidz Al-Quran ke Turki, di Jakarta, Kamis (22/8).
Suryadharma Ali juga mengatakan, orang yang tidak mempunyai hafalan Al-Qur’an, laksana rumah kumuh yang mau runtuh.
“Saya sangat mengapresiasi para santri penghafal Al-Quran ini,” ujarnya di hadapan 35 wisudawan dan 10 wisudawati, menurut rilis dari laman resmi Menag yang dilansir Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Sabtu Ini, Sebagian Hujan Ringan
Sementara itu, Dirjen Pendidikan Islam, Nur Syam, meminta agar senantiasa dapat meningkatkan kerjasama dengan para penghafal Al-Quran.
Nur Syam mengatakan, tujuan diselenggarannya program tersebut adalah untuk memperluas akses dan meningkatkan mutu santri di bidang hafalan dan kajian Islam.
Selain itu, program tersebut juga bertujuan memperkuat akses kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Turki dalam mengembangkan pendidikan Al-Quran sehingga dapat menyambungkan dua peradaban.
“Yang tidak kalah penting dari tujuan program ini adalah menghasilkan santri yang memiliki hafalan Al-Quran 30 Juz dan mampu berbahasa Arab dan Turki,” tambah Nur Syam.
Baca Juga: Jelang Libur Nataru, Terminal Bekasi Berlakukan Ram Check Bus
Selanjutnya terkait dalam hal itu, dia mengungkapkan bahwa santri akan mendapatkan pendidikan yang dilaksanakan dalam dua tahap.
Dia mengungkapkan, Sekitar 45 santri hasil seleksi nasional yang direkrut dari berbagai pesantren di Tanah Air itu akan mendapatkan pendidikan di Indonesia selama dua tahun dan pendidikan juga selama dua tahun di Turki.
“Peserta yang telah mengikuti pendidikan di Indonesia dan dinyatakan lulus seleksi program lanjutan, akan dikirim ke Turki selama dua tahun,” ujar Nur Syam. Ia menambahkan santri Tahfiz Al-Quran menjadi kebanggaan umat Islam.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Menteri Agama, Nasaruddin Umar, Sekjen Kemenag, Bahrul Hayat, Dubes Turki untuk Indonesia, para Pejabat Eselon II Ditjen Pendidikan Islam, serta sejumlah undangan dari Pesantren Sulaimaniyah. (T/P012/P02)
Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia