Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MENAG: WUJUDKAN MASYARAKAT INDONESIA SEBAGAI MASYARAKAT QURANI

Admin - Kamis, 22 Agustus 2013 - 17:25 WIB

Kamis, 22 Agustus 2013 - 17:25 WIB

472 Views ㅤ

Jakarta, 16 Syawal 1434/23 Agustus 2013 (MINA) – Menteri Agama Indonesia, Suryadharma Ali mengapresiasi para santri penghapal Al-Qur’an yang akan melanjutkan studi di luar negeri.

Suryadharma Ali mengharapkan setelah kembali ke Tanah Air, mereka akan melakukan perubahan yang positif menjadikan masyarakat yang Qurani.

“Wujudkan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat Qurani,” kata Suryadharma pada acara Wisuda Angkatan ke-6 Pondok Pesantren Sulaimaniyah Santri Penghapal Al-Qur’an dan pelepasan mereka ke Turki di Jakarta, Kamis (22/8).

Wisuda tersebut diikuti 45 santri terdiri 35 santri laki-laki dan 10 perempuan hasil seleksi nasional yang direkrut dari berbagai pesantren di Tanah Air.

Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan

Selain itu, Para santri menempuh pendidikan hafidz Al-Qur’an di Ponpes Sulaimaniyah sehingga mampu menghapal Al-Qur’an 30 juz, dalam waktu relatif singkat delapan bulan hingga satu tahun.

“Bahkan, ada juga di antara mereka yang bisa menyelesaikan hapalan kurang dari enam bulan,” tendasnya.

Program tahfidz Al-Quran tersebut merupakan kerjasama Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama dengan United Islamic Cultural Centre of Indonesia (UICCI).

Selanjutnya, para santri akan menempuh pendidikan di Turki selama dua tahun untuk memperdalam ilmu agama.

Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama

Suryadharma Ali mengatakan, tradisi menghapal Al-Quran telah lama berkembang di Indonesia, terutama di pondok-pondok pesantren. Namun, upaya itu perlu peningkatan mutu sehingga diperlukan pembenahan yang lebih baik.

“Perlu perhatian serius agar pesantren tahfidz terus lebih berkembang, juga perlu diperhatikan terhadap jaminan masa depan,” tegas Suryadharma Ali seperti dilaporkan laman resmi Menag yang dikutip MINA (Mi’raj News Agency).

Menag juga berharap agar peserta beasiswa santri ke Turki pada tahun mendatang makin meningkat. “Jika tahun ini hanya 45 orang, diharapkan tahun depan jadi 100 sampai 200 orang,” tambahnya, bahwa metode menghapal Al-Quran di Turki perlu juga dikembangkan di Indonesia.

Selain itu juga, Menag mengatakan agar mereka menunjukkan jati dirinya sebagai Muslim yang moderat, inklusif, dan membawa perubahan. “Jangan jadi orang pinter yang hanya bisa mencemooh, mengolok-olokan negeri sendiri, itu bukan orang pinter,” ujar Suryadharma Ali.

Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak  

Sementara itu, hadir dalam kesempatan tersebut, Dirjen Pendidikan Islam, Nur Syam, Penasehat Duta Besar Turki, Tugrul Eitan Ozten, dan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Ace Saifuddin. (T/P012/P02).

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Krisis Suriah, Rifa Berliana: Al-Julani tidak Bicarakan Palestina

Rekomendasi untuk Anda