Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MENAG: PESANTREN TIDAK AJARKAN KEKERASAN

IT MINA - Selasa, 16 September 2014 - 22:51 WIB

Selasa, 16 September 2014 - 22:51 WIB

688 Views

Menag RI, Lukman Hakim Saifuddin (Foto: MINA)
Menag RI, Lukman Hakim Saifuddin (Foto: MINA)

Menag RI, Lukman Hakim Saifuddin (Foto: MINA)

Jakarta, 22 Dzulqa’dah 1435/16 September 2014 (MINA) – Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, lembaga yang mengajarkan kekerasan dan radikalisme bukan dari kalangan pesantren, karena ajaran Islam mengajarkan rahmat bagi semua makhluk.

Pesantren pasti menyebarkan Islam rahmatan lil ‘alamin. Jika ada lembaga yang mengajarkan kekerasan, saya yakin itu bukan pesantren,” tegas Menag seperti dilaporkan Laman Kemenag yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.

Menag sangat yakin, pesantren tidak mungkin mengajarkan hal-hal yang bertolak belakang dengan esensi ajaran Islam. “Jika ada yang begitu, hanya mengatasnamakan pesantren,” katanya.

Lukman menjelaskan, Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang sangat khusus. Karenanya, perlu kehati-hatian dalam menggunakan istilah pesantren. Sebab, pesantren yang sesungguhnya tidak mungkin mengajarkan ajaran yang bertolak belakang dengan pokok ajaran Islam.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Terkait isu pemberian izin atau sertifikasi penceramah, Lukman menyampaikan, bahwa hal tersebut selama ini belum ada. Menurutnya, setiap orang bisa menyampaikan pikirannya di hadapan jamaah selama para jamaah itu mau mendengarkan.

Ia menambahkan, pengurus masjid tidak lagi memberikan keleluasaan tanpa batas kepada orang-orang “asing” untuk memberikan ceramah di masjid atau lingkungannya.

Adapun yang dimaksud dengan orang asing itu tidak selalu orang luar Indonesia, tapi warga dari luar kampung yang tidak dikenali oleh warga kampung itu sendiri dan tiba-tiba menyampaikan isi ceramah yang bertolak belakang dengan pemahaman mayoritas masyarakat.

Menteri juga menyebut pesantren selama ini sebagai benteng kokoh dari semua potensi radikalisme. Menurutnya, pesantren selama ini selalu melindungi masyarakat dari pengaruh gerakan transnasional yang merongrong ideologi bangsa.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

“Dalam 15 tahun terakhir misalnya, pesantren selalu berada di garda terdepan untuk membentenginya,” katanya dalam pembukaan Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) atau lomba membaca kitab kuning di Jambi.(T/P010/R03).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia