Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menag Resmikan STIQSI, Ajak Masyarakat Bijak Gunakan Teknologi

Risma Tri Utami - Jumat, 20 Januari 2017 - 07:36 WIB

Jumat, 20 Januari 2017 - 07:36 WIB

385 Views ㅤ

Menag Lukman Hakim Saifuddin menyerahkan SK Pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran dan Sains Al-Ishlah (STIQSI). (Foto: Arif Kemenag)

Menag Lukman Hakim Saifuddin menyerahkan SK Pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran dan Sains Al-Ishlah (STIQSI). (Foto: Arif, Kemenag)

 

Lamongan, 21 Rabiul Akhir 1438/20 Januari 2017 (MINA) – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meresmikan Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran dan Sains Al-Ishlah (STIQSI) Pesantren Al-Ishlah Lamongan, Jawa Timur, Kamis (19/1).

Peresmian ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan (SK) pendirian STIQSI dari Kementerian Agama dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti. Peresmian STIQSI juga sekaligus Syukuran 30 Tahun Pondok Pesantren Al-Ishlah Sendangagung, Paciran, Lamongan, Jawa Timur.

Dikatakan Menag, keberadaan sains akan lebih memberikan bobot bagi perkembangan peradaban dunia melalui masyarakat Indonesia. “Pilihan mendirikan Sekolah Tinggi Al-Quran dan Sains adalah pilihan yang khas, karena tidak banyak menjadi pilihan bagi mereka yang akan mendirikan sekolah tinggi keagamaan,” Kata Menag seperti yang dinyatakan dalam laman resmi Kemenag yang dikutip MINA.

Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama

Dalam kesempatan tersebut, Menag mengajak masyarakat untuk lebih arif dan bijak menggunakan teknologi. “Kita berada dalam perubahan yang cepat, tidak hanya karena perubahan globalisasi, juga karena percepatan teknologi informasi yang luar biasa, dunia maya juga mempengaruhi terhadap nilai yang kita anut,” ujarnya.

Menag kemudian berkisah tentang peristiwa terbunuhnya khalifah Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin Affan. Meninggalnya Khalifah Utsman terbunuh justru oleh umat Islam sendiri.

“Mengapa itu terjadi, ini karena pengaruh berita bohong (hoax), karena kesalahpahaman, karena khalifah Utsman diindikasikan melakukan KKN. Pembunuh tersebut terhasut oleh berita yang belum terverifikasi,” tuturnya.

Menag menilai, masyarakat kita tidak cukup memiliki literasi media sosial dengan baik, percepatan perkembangan dunia maya tidak diimbangi dengan kemampuan literasi yang cukup.

Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak  

“Untuk itu, penting memahami isi atau materi sebuah infomasi,” katanya.

Ketika ikut meneruskan berita yang tidak berdasar, tambahnya, kita tidak hanya ikut menyebarkan sebuah informasi yang mestinya dikonfirmasi terlebih dahulu, tapi juga ikut memperkuat dan membenarkan informasi tersebut.

Hadir dalam acara tersebut, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah yusuf, Rektor UIN Surabaya Abdul Ala, Rektor Universitas Darussalam Gontor Amal Fathullah, Direktur Pendidikan Tinggi Islam Amsal Bahtiar, Direktur Pondok Pesantren Mohsen, Kakanwil Kemenag Jawa Timur Mahfudz Shodar, Wakil Bupati Lamongan Kartika, Staf Khusus Menag, Sesmen Khoirul Huda Basyir, pimpinan pontren, tokoh masyarakat, civitas akademik, dan santri Pontren al-Ishlah. (T/R09/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Krisis Suriah, Rifa Berliana: Al-Julani tidak Bicarakan Palestina

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Dunia Islam
Indonesia
Indonesia
Indonesia